Manado – Inspektur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Dr. Amrizal, M.M., memberikan pesan ke puluhan pelajar di Manado, Sulawesi Utara, untuk selalu mewaspadai bahaya paham dan gerakan paham radikal terorisme. Terorisme disebutnya telah menghancurkan bangsa dan kemanusiaan.
Hal ini disampaikan Amrizal saat menyampaikan pidato kunci di pembukaan kegiatan Workshop BNPT Video Festival di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (4/10/2017).
“Ada tiga persoalan bangsa yang sangat berat, yang sudah menghancurkan bangsa dan kemanusiaan. Apa itu? Yang hancurkan bangsa dan kemanusiaan adalah korupsi, terorisme dan narkoba,” tegas Amrizal.
Generasi muda, khususnya pelajar, diminta untuk selalu mewaspadai paham dan gerakan radikal terorisme. Aktif di berbagai kegiatan positif dusarankan dijalani.
“Waktu saya seusia adik-adik, saya ikut pramuka, aktif di sana. Itu membantu saya tidak hanya aktif di kegiatan positif, tapi juga memiliki wawasan luas untuk mencegah masuknya paham bersifat negatif,” ungkap Amrizal.
Amrizal juga mengatakan, BNPT sebagai institusi negara yang mendapatkan amanat penanggulangan terorisme, memberikan wadah bagi para pelajar untuk aktif dalam hal-hal bersifat positif. Salah satunya lomba video pendek yang didahului dengan adanya workshop, yang sekaligus memberikan kesempatan kepada pelajar terlibat dalam pencegahan terorisme.
Melalui workshop video pendek, pelajar akan dilatih membuat video untuk membantu upaya pencegahan terorisme. “Lihat Youtube, banyak propaganda terorisme. Kalian bisa terlibat untuk mencegah itu. Buat video kontraradikalisme yang baik, sebar melalui Youtube juga, agar ada keseimbangan kontent untuk memberikan pelajaran ke masyarakat,” tutupnya.
Workshop BNPT Video Festival merupakan salah satu metode yang dijalankan dari kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian, upaya memberikan pemahaman kepada kelompok perempuan atas potensinya menciptakan perdamaian dan terlibat dalam pencegahan terorisme. Kegiatan yang sama sudah dan akan diselenggarakan di 32 provinsi se-Indonesia. [shk/shk]