Inilah Ucapan Kapolda Sulteng yang Buat Hati Umar Patek Luluh dan Tobat Jadi Teroris

Jakarta – Pelaku teror Bom Bali, Umar Patek alias Hisyam telah bebas bersyarat pada Desember 2022. Ia kini aktif menyuarakan perdamaian dan anti terorisme.

Saat tampil di acara Kick-Andy di Metro TV, Umar Patek blak-blakan bercerita tentang proses perjalannya untuk bisa insaf. Ia juga terus berusaha meyakinkan masyarakat bahwa dirinya benar-benar bersih dari pemahaman radikalisme.

Umar Patek bercerita, ada satu momen yang menjadi titik balik dirinya memutuskan insaf dan menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Momen itu adalah ketika dirinya dijemput Densus 88 di Pakistan pada tahun 2011 silam.

Kala itu, Umar Patek yang ketakutan berpikir bahwa dirinya akan diperlakukan tidak baik oleh Densus 88. Maklum, dirinya adalah buronan kasus Bom Bali I yang sudah lama diburu Densus 88.

Namun hal yang ditakuti Umar Patek justru berbeda 180 derajat dari apa yang kemudian terjadi. Ketika dijemput Densus 88 dan BNPT, Umar Patek mengaku diperlakukan dengan baik.

Bahkan, Umar Patek mendapat kalimat penenang hati yang dibisikan Direktur Pembina Kemampuan BNPT saat itu, Irjen Rudy Sufahriadi. Melihat Umar Patek yang sedang gelisah, Irjen Rudy Sufahriadi yang kini menjabat Kapolda Sulteng mencoba menenangkan.

“Waktu itu bapak Rudy Sufahriadi adalah orang yang pertama berbicara kepada saya,” kata Umar Patek ketika menjadi narasumber di program Kick Andy, Sabtu (4/3/2023).

“Pak Rudy Sufahriadi bilang, ‘Sebesar apapun kesalahan Anda kepada negara, Anda adalah anak bangsa, Anda adalah putra bangsa yang wajib kami selamatkan’”

Ucapan Rudy itulah yang ternyata membuat hati Umar Patek luluh. Ia kemudian mulai berpikir untuk bertobat dan menjalani proses hukuman sebagai bentuk pertanggungjawaban.

“Itu kalimat yang sangat dalam, sangat masuk ke dalam hati dan pikiran saya,” kata Umar Patek.

Kini, Umar Patek telah menyatakan setia kepada NKRI dan siap kembali ke tengah-tengah masyarakat. Ia juga siap jika diminta membantu Densus 88 dan BNPT untuk memberantas pemahaman radikalisme di Indonesia.

“Saya bersumpah setia kepada NKRI, saya siap memberikan nyawa saya untuk bangsa,” tukas Umar Patek.