Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Saifullah Yusuf mengapresiasi Polda Jatim yang menggelar lomba Dai/Daiyah yang diikuti 3.000 pondok pesantren di provinsi itu. Menurutnya, apa yang dilakukan Polda Jatim sangat luar biasa. Peserta yang berasal dari 3.000 pesantren ikut lomba di jalan Allah. Mereka mecintai Rasulullah, sekaligus kampanye mencintai bangsa, dan Tanah Air.
Wagub yang akrab disapa Gus Ipul itu mengatakan, mencintai Indonesia yang dilakukan pondok pesantren dapat dilakukan beragam cara. Di antaranya ikut menanggulangi masalah terorisme, radikalisme, dan narkoba. “Sebagaimana maksud dan tujuan lomba yang diselenggarakan Polda Jatim. yang berhasil menyabet rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Hal ini harus kita sambut dengan baik,” katanya kepada wartawan, Rabu (18/10/2017).
Penghargaan rekor MURI itu diberikan kepada Kapolda Jatim Irjen Pol, Machfud Arifin sebagai pemprakarsa dan penyelenggara lomba dai/daiyah. Lomba tersebut mendapat rekor MURI nomor 8153/R.MURI/X/2017. “Kami tidak menduga. Karena nawaitu (niat) kita tentang (lomba) dai antinarkoba, berkembang ke Polres, berkembang ke pesantren. Ternyata animo sampai diikuti 3.000 pesantren,” kata Kapolda di Masjid Al Akbar, Surabaya.
Dikatakan, semua tahu bahwa Jatim adalah gudangnya pesantren. Lomba Dai/Daiyah sebagai salah satu implementasi dari instruksi Kapolri dalam upaya pencegahan terhadap tindak kriminal, narkoba, kecelakaan lalu lintas, hingga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), termasuk didalamnya penanggulangan radikalisme dan terorisme.
Menurut Mahfud, pelaku kejahatan dan penaggulangan paham radikal dan teroris. tidak hanya menyebarkan ke sekolah-sekolah, tapi tidak menutup kemungkinan juga menyebarkan hingga ke pesantren. “Tidak kalah penting, jangan terlibat atau coba-coba memakai narkoba. Jangan sampai ditawari barang dan gratis, ternyata mengandung obat-obatan berbahaya,” katanya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Mutawakil Allallah, juga mengapresiasi upaya Kapolda Jatim dan Kapolres jajarannya ini yang secara kompak melaksanakan program yang sangat mulia ini. “Mulia untuk syiar agama, mulia untuk generasi emas Indonesia, generasi yang siap menyatakan antinarkoba dan hal-hal yang bisa merusak masa depan,” tegasnya.
Menurut KH Mutawakil, lomba ini adalah kegiatan yang pertama di Indonesia dengan jumlah peserta sampai 3.000 pondok pesantrem. Tidak heran jika dicatat dan masuk rekor MURI. Dan gerakan-gerakan semacam ini diyakini sebagai salah satu program pencegahan pengerusakan melalui narkoba, penanggulangan radikalisme dan terorisme.
Ketua panitia penyelanggara lomba Dai/Daiyah Kombes Pol Gagas Nugraha mengatakan, lomba ini dibuka di Masjid Al Akbar Surabaya, Selasa (17/10/2017). Kemudian, lomba digelar per rayon seperti rayon Malang Raya, Surabaya, dan Besuki. Peserta di tingkat rayon akan diambil juara dan akan masuk final di Polda Jatim pada 8 November 2017.