Ambon – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku, Rabu (15/3/2017) besok, akan menggelar dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dalam Pencegahan Terorisme.
“Sesuai dengan tema besar yang diusung BNPT tahun ini, besok saya akan mengangkat bagaimana kearifan lokal di Maluku bisa menjadi motor dalam pencegahan terorisme. Kita tahu Maluku memiliki keberagaman dalam beragama, dan toleransi harus terus dihidupkan untuk mencegah tumbuhnya radikalisme dan terorisme,” kata Muhammad Syauqillah, narasumber ahli agama yang digandeng BNPT dalam acara tersebut, Selasa (14/3/2017).
Pengajar Kajian Timur Tengah di FISIP Magister Sarjana Universitas Indonesia tersebut menambahkan, banyak pengalamannya di Turki dan Mesir yang akan dijadikan contoh untuk terus menguatkan toleransi di Maluku. Dalam konteks kemahasiswaan yang menjadi target peserta kegiatan, dia mengatakan akan mengaitkannya dengan penyalahgunaan makna khilafah di Indonesia.
“Di Turki yang menjadi kiblat pengusung khilafah di Indonesia, komunitas Muslim bisa menyatu dengan baik dengan non Muslim. Saya akan contohkan dengan foto-foto, termasuk bagaimana hal yang sama juga terjadi di Mesir,” terang Syauqi.
Syauqi yang baru saja menggenggam gelar Ph.D dari Universitas Marmara, Turki, juga mengatakan, dengan contoh-contoh yang akan dipaparkannya, dia berharap toleransi yang sudah tumbuh di Maluku bisa terus dipertahankan dan diperkuat. “Ketika komunitas Muslim dan non Muslim di Maluku hidup rukun, peluang radikalisme dan terorisme masuk bisa dipersempit,” tandasnya.
Kegiatan Pelibatan LDK dalam Pencegahan Terorisme di Maluku akan dilaksanakan di Universitas Patimura. Selain Muhammad Syauqillah, kegiatan ini juga akan menghadirkan 2 narasumber lain dari Jakarta, yaitu Amin Mudzakir dan korban bom Kedutaan Australia, Iwan Setiawan. [shk]