Bengkulu – Generasi muda diketahui telah lama menjadi sasaran utama radikalisme dan terorisme, baik secara paham ajaran maupun gerakan. Anak-anak muda, yang kebanyakan masih berada dalam proses belajar ini, dijadikan sasaran lantaran mereka masih mudah untuk dipengaruhi. Terlebih dengan masuknya paham dan gerakan terorisme ke dunia maya, anak-anak muda yang kebanyakan menjadi pengguna aktif internet semakin rentan terhadap bahaya terorisme.
Tidak ingin generasi muda terperosok dalam gerakan dan paham terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak generasi muda untuk selalu berpikiran positif dan fokus melakukan aktifitas yang kreatif dan konstruktif. Seperti yang dilakukan BNPT hari ini, bertempat di hotel Nala Sea Side kota Bengkulu, BNPT, melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) provinsi Bengkulu, menggelar dialog komunitas seni budaya dengan tema “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal.” Tema ini diangkat lantaran seni budaya dianggap memainkan peranan penting dalam pencegahan paham dan aksi kekarasan.
Seperti disampaikan oleh kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT, Kol. Pas. Drs. Sujatmiko, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya paham radikal-terorisme diperlukan guna menangkal penyebaran paham kekerasan tersebut. Lebih lanjut ia menegaskan bahwa terorisme bukanlah bagian dari ajaran agama, malahan, ajaran yang mengutamakan kekerasan ini bertentangan dengan nilai-nilai utama dalam agama.
Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh 130an peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari komunitas seni budaya Dewan Kesenian, Pelajar SMA, Guru, Dosen, hingga mahasiswa di kota Bengkulu. Bagi BNPT, kegiatan semacam ini penting untuk terus diadakan, karena dengan kegiatan dialog seperti ini, pemerintah (dalam hal ini BNPT) dapat mendengar langsung suara masyarakat di daerah, sehingga kedepan BNPT dapat menjalankan program-program yang tepat sasaran.