Makassar – Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Husain Syam mengatakan, Sumpah Pemuda adalah momentum untuk melihat sudah sejauh mana pemuda menjaga keutuhan bangsa dari paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila. Kepada mahasiswa UNM selalu ditekankan untuk melawan setiap ada gerakan radikalisme di lingkungan kampus ini.
“Kami sering mengikrarkan kepada mahasiswa jika ada gerakan radikalisme, kami siap melawan kelompok-kelompok itu. Apalagi jika ingin merubah idealisme apa yang sudah dibangun para pendahulu kita, khususnya di UNM. Jika ada yang mencoba membuat gerakan-gerakan radikalisme maka itu adalah lawan kita bersama,” kata Prof Husain Syam kepada Wartawan di Makassar, Senin (30/10/2017).
Menurutnya, dengan cara apapun dan siapapun serta yang menanam bibit-bibit gerakan radikalisme di Perguruan tinggi ini, mencoba memaksakan kehendak, maka pihaknya tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi. Jika setiap perbedaan itu adalah karunia yang harus dibicarakan bersama untuk mempersatukan dan memelihara perbedaan itu.
“Upaya-upaya itu tidak akan kami dibiarkan. Tidak boleh ada paham-paham yang melawan ideologi di dalam kampus dan mencoba memberi paham kepada mahasiswa maupun organisasi. Makanya, kami bentuk pengawasan dibidang kemahasiswaan, baik jurusan, prodi dan fakultas harus mengawal jika ada paham tersebut,” jelasnya.
Tak hanya itu, saat ini UNM masih mewajibkan mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan untuk membangkitkan rasa nasionalisme dalam bernegara, Apalagi, menurut Mantan Dekan Fakultas Tehnik UNM ini, mahasiswa dalam berorganisasi harus menjunjung sikap nasionalisnya.
“Sampai sekarang kita masih mewajibkan mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan di semua jurusan. Saya kira cuma kita (UNM) yang masih menerapkan itu, kenapa? Supaya mahasiswa kita bisa paham bahwa kita satu idealisme yaitu pancasila tidak ada idealisme lain yang coba merusak tatanan bangsa kita,” pungkasnya.