Makassar-Meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19, tidak mematikan kreatifitas sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Struggle Of Economic Students Study Club (SOS SC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muslim Indonesia (UMI). Karena belum memungkinkan mengadakan kegiatan tatap muka secara langsung, sehingga SOS ScC merumuskan sebuah kegiatan virtual dalam memperingati Miladnya ke-IV.
Menurut Ferian Pratama Rusman Ketua SOS SC FEB UMI, bahwa sebagai mahasiswa harus terus berinovasi meskipun masih dalam suasana masa pandemi Covid-19. Dalam sambutannya, Mahasiswa asal Kabupaten Enrekang ini tidak lupa menyampaikan kepada peserta yang berjumlah 101 orang dalam room meeting Google Meet dan 120 orang yang mengikuti melalui live facebook SOS SC bahwa kita semua harus taat kepada protokoler kesehatan yang yang telah dikelurkan Pemerintah agar kita semua bisa bersama-sama dalam menekan dan mengendalikan penyebaran Covid-19.
Dalam kesempatan yang sama “selain waspada terhadap virus Covid-19, kita semua harus waspada juga terhadap virus radikalisme dan terorisme yang akan menjadi pembahasan dalam dialog webinar nasional milad ke-IV SOS SC” jelasnya.
Tema yang diusung oleh Pengurus SOS SC dalam seminar nasional dalam rangka peringatan milad ke-IV adalah “Peran Kampus dan Mahasiswa dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme” narasumber yang hadir yaitu : Irjen. Pol. Ir. Hamli, M.E. (Direktur Pencegahan BNPT RI), Prof. KH. Nasaruddin Umar, M.A.,Ph.D. (Imam Besar Masjid Istiqlal), Prof. Dr. H. Basri Modding, S.E., M.M. (Rektor Universitas Muslim Indonesia), Dr. M. Ishaq Shamad, M.A. (Kabid. Penelitian dan Pengkajian FKPT Sul-Sel).
Pemaparan Irjen. Pol. Ir. Hamli, M.E. selaku Direktur Pencegahan BNPT RI dalam sesi ke-II menitipkan pesan kepada civitas akademik, mahasiswa dan seluruh peserta bahwa radikalisme merupakan bibit lahirnya terorisme. Jadi radikalisme itu sikap yang mendambakan perubahan secara total, bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan dan aksi-aksi yang ekstrem.
Lanjut Jendral Bintang Dua dari kepolisian “tidak hanya faktor internal saja seperti kepentingan politik dan juga broken home, tapi yang menjadi latar belakang sikap radikalisme ini adalah faktor eksternal juga mampu mempengaruhi masyarakat dengan ideologi yang mengatas namakan transnasional”. 08/07/2020.
Di Sulawesi Selatan bahwasanya sudah mulai terpengaruhi oleh paham radikalisme dan mentargetkan mahasiswa sebagai tombak utama. Kelompok radikal menyebar luaskan dengan menebar janji-janji kebutuhan finansial juga propaganda politik, ini biasa yang menjadi daya tarik khusus untuk para akademisi terutama mahasiswa.
“Jangan mudah terpengaruh oleh paham-paham seperti itu”, tegas Hamli dalam penutupnya.