Ini Peran Terduga Teroris Yang Ditangkap di Banten dan Jabar

Jakarta – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 8
orang terduga teroris di wilayah Banten dan Jawa Barat, Kamis (23/3/2017).
Ke-8 terduga teroris itu memiliki sejumlah keterlibatan dalam kasus
terorisme.

Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, terduga teroris inisial
Suryadi Mas’ud alias Abu Ridho yang ditangkap di Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat, mengetahui dan membangun Jaringan kelompok teror Indonesia dengan
Filipina Selatan. Dia juga mengetahui dan mendanai terjadinya Bom Thamrin
tahun 2016 lalu.

Berdasarkan keterangan Abu Ridho, dia diperintah terpidana mati kasus
terorisme bernama Rois, untuk bolak-balik ke Filipina sebanyak 7 kali guna
membeli senjata api dan berhubungan dengan Anshor Daulah Filiphina pimpinan
Hapilon Isnilon. Senjata yang berhasil dibeli sebanyak 17 pucuk M16 dan 1
pucuk M14. Transaksi di Nunukan oleh Nanang Kosim dan Andi Baso.

“Ke-5 pucuk pistol sudah masuk terlebih dahulu ke Indonesia, yang melakukan
transaksi adalah ZA di Sangihe Talaud. Distribusi senpi tersebut 2 pucuk
diserahkan untuk aksi teror Thamrin dan 3 pucuk masih dipegang ZA,” kata
Boy kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Jumat (24/3/2017).

Sementara terduga teroris inisial Bambang Eko Prasetyo yang ditangkap di
Ciputat, Tangerang Selatan, juga turut serta dalam Jaringan kelompok SM.
BEP juga turut serta dalam pelatihan militer bersama kelompok teror di
Filipina Selatan.

Sementara itu, Adi Jihadi, terduga teroris yang ditangkap di wilayah
Pandeglang diamankan bersama satu pucuk pistol sebagai barang bukti. Pistol
tersebut berada di tangan Nanafng Kosim yang tewas tertembak di Cilegon.

Lalu, ke-4 terduga teroris ditangkap di Jalan Lingkar Selatan (JLS),
Kelurahan Kepuh Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten. Mereka adalahj
Nanang Kosim, Achmad Supriyanto, Icuk Pamulang dan Ojid Abdul Majid. Nanag
tertembak karena berusaha melawan dan tewas saat dibawa ke rumah sakit.

“Keterlibatan Nanang Kosim adalah mengikuti pertemuan Anshor Daulah di Batu
Malang pada 20-25 November 2015. Dia bertindak sebagai pengajar teknik
persenjataan,” jelas Boy.

Nanang Kosim juga merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan
dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok Anshor Daulah pengganti
Poso, Sulawesi Tengah. “Dia juga menyembunyikan Abu Asybal selama dalam
pelarian pascabom Thamrin 2016,” katanya.

Keterlibatan Nanang lainnya, bersama dengan F melakukan latihan membuat bom
di Gorontalo pada 2016 lalu. Dia juga mengetahui dan menyembunyikan pelaku
bom Gereja Samarinda, Kalimantan Timur, berinisial AB. Kemudian membeli
senjata M16 untuk kelompok Anshor Daulah yang sudah direncanakan sejak
tahun 2015.