Pekanbaru – Artis pemeran utama di film ‘Sokola Rimba’, Prisia Nasution, ikut angkat bicara tentang ancaman terorisme di Indonesia. Cyber Terorism disebutnya sebagai bentuk terorisme terbaru yang harus diwaspadai.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ‘Workshop BNPT Video Festival’, Rabu (12/7/2017), Prisia menilai kebutuhan jaringan komunikasi canggih pada era modern seperti saat ini rentang disusupi oleh kelompok pelaku terorisme.
“Apa yang mereka (pelaku terorisme, Red.) bisa mengganggu keutuhan NKRI,” kata Prisia. Seluruh aspek kehidupan, lanjutnya, bisa terganggu oleh aksi pelaku terorisme tersebut, antara lain politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan agama atau ideologi.
Meningkatnya ancaman cyber terorism saat ini, menurut Prisia juga harus diwaspadai oleh kalangan pelajar di Indonesia.
“Jangan mudah percaya dengan setiap informasi yang diterima, khususnya yang tersedia di dunia maya. Klarifikasi kebenarannya sebelum adik-adik pelajar ingin ikut menyebarluaskannya,” pinta Prisia.
Terkait kegiatan BNPT Video Festival, aktris yang juga ambil bagian dalam film ‘Comic 8: Kasino Kings’ tersebut menilainya sebagai langkah tepat. Melalui kegiatan ini pelajar yang menjadi peserta akan dilatih membuat video pendek untuk dilombakan dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
“Video yang adik-adik buat juga diharuskan diunggah di media sosial Youtube. Ini cara kita melawan cyber terorism, kita lawan konten kampanye terorisme dengan video kontra terorisme,” urai Prisia.
Aktris berperawakan kurus yang juga memerankan film ‘Sang Penari’ tersebut juga menyambut baik tema “Si Bawah Sang Merah Putih” yang dipilih untuk lomba video pendek BNPT tahun ini. “Ini akan menanamkan jiwa nasionalisme kebangsaan, yaitu berbicara tentang rasa dan tentang kemauan bagaimana anak muda mencintai bangsanya,” pungkasnya.
Kegiatan Workshop BNPT Video Festival adalah rangkaian dari lomba video pendek BNPT, yang sengaja digelar untuk meningkatkan kemampuan pelajar dalam membuat video pendek sebagai konten kampanye damai melawan terorisme. Kegiatan ini sudah dan akan diselenggarakan di 32 provinsi di Indonesia, kerjasama antara BNPT dan Forim Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah. [shk/shk]