Ini Kinerja Satgas Nemangkawi Sejak KKB Dinyatakan Teroris

Jakarta – Pemerintah telah menetapkan Kelompok Teroris Bersenjata (KKB) di Papua sebagai kelompok teroris. Keputusan itu langsung ditindaklanjuti Satgas Operasi Nemangkawi dengan melakukan berbagai operasi. Hasilnya, selama enam bulan terakhir, Satgas Nemangkawi terlibat kontak tembak dengan KKB sebanyak 23 kali.

Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy mengatakan ada delapan orang teroris KKB yang ditembak mati karena melakukan penyerangan. Selain itu, belasan orang anggota KKB ditangkap selama Januari hingga Juni 2021.

“Adapun keberhasilan dan pencapaian tugas yang berhasil dilakukan oleh Satgas Ops Nemangkawi, yaitu dalam upaya penindakan yang tegas dan terukur, terdapat delapan orang kelompok kriminal bersenjata yang meninggal dunia serta 11 orang luka-luka. Dan barang bukti yang berhasil diamankan berupa senjata api, amunisi kaliber 5,56 mm, HT, handphone, anak panah, dan lain sebagainya,” ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Sabtu (26/6/2021).

Iqbal mengatakan empat dari sebelas orang yang ditangkap merupakan DPO, yakni PK, KS, LW, dan MT. Terbaru, ada satu jaringan senjata dan amunisi yang berhasil diungkap, yaitu seorang pria bernama Ratius Murib, yang diduga didanai oleh pemda Puncak hingga Ketua DPRD Tolikara Sonny Wanimbo.

“Selain KKB, Satgas Ops Nemangkawi juga berhasil menangkap delapan orang kelompok kriminal politik yang menyebarkan propaganda serta ujaran kebencian melalui media sosial, yang dua di antaranya berinisial VY dan EK,” katanya.

Selain itu, kata Iqbal, Satgas Nemangkawi juga telah menduduki sejumlah markas KKB untuk mempersempit ruang gerak KKB. Beberapa markas KKB yang diduduki ialah Kalikopi, markas KKB Ndugama (Yuguru, Alguru, dan Kalimin), dan markas KKB Puncak (Wuloni, Duagi, Makki, Mayuberi, Gome, dan Muara).

Lebih lanjut Iqbal menyampaikan Satgas Nemangkawi telah melakukan pemulihan kamtibmas sehingga aktivitas pemerintahan, perekonomian, dan kegiatan sosial masyarakat berjalan baik. Dia mengatakan Satgas Nemangkawi tidak hanya melakukan tindakan represif tapi juga aktivitas lain, seperti bakti sosial dan lainnya.

“Hal ini nyatanya terbukti efektif dalam menangani KKB maupun kelompok kriminal politik. Tercatat total 26 orang yang tergabung dalam KKB menyerahkan diri dan berjanji setia kepada NKRI,” beber Iqbal.

“Berdasarkan rekap terakhir, Satgas Nemangkawi juga berhasil melakukan penggalangan kepada 166 tokoh orang Papua serta mengamankan 3 pucuk senjata api, 4 buah magasin, 87 buah amunisi, dan 1 buah granat,” sambungnya.

Sementara itu, Iqbal menyebut ada pula personel Satgas Nemangkawi dan masyarakat sipil yang gugur akibat serangan KKB. Dalam 6 bulan terakhir, ada 22 orang yang meninggal dunia, dengan rincian 7 anggota TNI, 2 anggota Polri, dan 13 masyarakat sipil.

“Adapun korban luka-luka yaitu sebanyak 17 orang dengan rincian 6 orang anggota TNI, 3 orang anggota Polri, dan 8 orang masyarakat sipil. Namun, sebagai update terakhir, satu korban masyarakat sipil yang mengalami luka tembak meninggal dunia,” ucap Iqbal.

Pelaksanaan tugas Satgas Nemangkawi tahap II akan dimulai pada 1 Juli 2021 dan akan dilaksanakan secara kewilayahan oleh Polda Papua.