Surabaya – Sastrawan Aan Mansyur dan Zawawi Imron, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pelibatan Komunitas Seni dalam Pencegahan Terorisme di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/3/2017). Keduanya mengungkap kekuatan puisi sebagai karya sastra untuk mencegah terorisme.
Aan Mansyur yang tampil pertama menceritakan pengalamannya tampil di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Seorang ibu yang menjadi peserta menceritakan pengalaman anaknya bergabung dengan kelompok radikal, namun bisa keluar karena kemampuan berpikir kritis dan analitis yang dimilikinya.
“Si ibu itu menceritakan sering membacakan dongeng dan puisi kepada anaknya ketika kecil. Manfaatnya muncul ketika si anak sudah dewasa dan kuliah di Yogyakarta, sempat bergabung dengan kelompok radikal, tapi bisa keluar karena mampu menyampaikan perdapat dengan kritis, mendebat dalil yang dijadikan rujukan sikap radikal,” ungkap Aan.
Sastrawan muda yang terkenal karena puisisnya di film ‘Ada Apa dengan Cinta” itu menambahkan, terorisme dari sudut pandang psikologi diakibatkan oleh ketertutupan kognitif. Hal itu bisa diatasi dengan kebiasaan membaca karya sastra. “Orang yang membaca sastra, ketertutupan kognitifnya rendah. Mereka jauh lebih tenang dalam berfikir dan bertindak, serta dalam mengambil keputusan,” tambahnya.
Sastrawan asal Madura, Jawa Timur, Zawawi Imron, mengungkapkan kemampuan karya sastra dalam menghidupkan kalbu. Hal ini mampu secara mandalam mencegah manusia terpapar paham radikal terorisme.
“Sayangnya sastra sudah sejak lama ditinggalkan. Padahal kita punya karya-karya sastra terindah di pelosok nusantara,” ungkap Zawawi.
Menyambung apa yang sampaikan Zawai, Aan Mansyur juga mengungkapkan betapa sastra semakin ditinggalkan. Dicontohkannya, kelompok-kelompok seni sudah semakin berkurang, bahkan di sekolah-sekolah.
“Makanya saya menyambut positif upaya BNPT menggandeng komunitas seni dalam pencegahan terorisme. Sembari melakukan pencegahan terorisme, kegiatan semacam ini juga sekaligus melestarikan karya sastra dan kesenian lainnya,” pungkas Aan.
Kegiatan Pelibatan Komunitas Seni dalam Pencegahan Terorisme diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi se-Indonesia. [shk]