Ini Kata PPATK Tentang Pendanaan Terorisme Tahun 2017

Jakarta – Sinergitas yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan 32 Kementerian dan Lembaga terbukti membawa hasil positif dalam menjalankan program pencegahan terorisme di Indonesia. Salah satunya adalah menurunnya pendanaan terorisme tahun 2017 yang diungkap oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

“Faktanya pendanaan terorisme di Indonesia selama 2017 menurun, meski pendanaan terorisme itu masih terus terjadi di berbagai negara,” ujar Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2018).

Dian melanjutkan bahwa indikasi menurunnya pendanaan terorisme di Indonesia itu sejalan dengan apa yang terjadi di Timur Tengah. PPATK sendiri terus menjalin komunikasi dan kerjasama dengan negara-negara lain untuk memantau pergerakan pendanaan terorisme ini.

“Pertukaran informasi antara kita dengan Malaysia, dengan negara lain ya masih tetap ada. Nggak bisa dikatatakan misalnya ISIS sudah kalah, nggak bisa, masih ada kegiatan-kegiatan tertentu. Yang sifatnya pembiayaan terorisme tidak perlu mahal, bikin bom murah, apalagi pola terorisme bisa nabrakin kendaraan, kemudian masalah inisiatif pribadi, lone wolf. Kalau orang percaya sesuatu benar bisa melakukan apa saja,” papar Dian dikutip dari detik.com.

Menurutnya, selama masih ada urusan dengan ideologi, maka aktivitas terorisme masih berpotensi terjadi. Ia juga mewaspadai peningkatan pendanaan untuk aktivitas terorisme usai pengakuan Presiden Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel .

“Sejauh kita masih ada berurusan dengan masalah ideologi atau politik itu masalah terorisme potensinya gede. ISIS bisa jadi kalah, ideologinya kalah nggak? Palestina sudah lama berhenti terorisme, sekarang dengan pengakuan Amerika, Yerusalem menjadi Ibu Kota Israel bisa ada kebangkitan itu. Yang tadinya tidak radikal, menjadi radikal lagi, potensi itu ada,” ungkap Rae.