Ternate – Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, membeberkan beberapa ciri-ciri berita bohong atau biasa disebut hoax. Masyarakat diminta mewaspadai peredarannya yang disebutnya semakin mengkhawatirkan.
Hadir sebagai pemateri di kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Ternate, Maluku Utara, Rabu (29/8/2017), Stanley, demikian Yosep Adi Prasetyo disapa, menyebut ciri pertama hoax adalah bisa mengakibatkan kecemasan, kebencian dan permusuhan.
“Masyarakat yang terpapar hoax biasanya akan terpancing perdebatan. Jika sudah berdebat, mereka akan saling benci dan bermusuhan,” ungkap Stanley.
Ciri kedua hoax, lanjut Stanley, adalah ketidakjelasan sumber berita. “Jika diperhatikan, hoax di media sosial biasanya pemberitaan media yang tidak terverifikasi. Pemberitaannya juga tidak berimbang, cenderung menyudutkan pihak tertentu,” tambahnya.
Hoax menurut Stanley juga bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul dan pengantarnya provokatif, memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data.
“Biasanya juga mencatut tokoh tertentu. Penyebarnya juga meminta apa yang dibagikannya agar dibagikan kembali,” tandas Stanley.
Dari ciri-ciri hoax yang disebutkannya, Stanley meminta masyarakat untuk selalu waspada. Masyarakat juga diminta berlaku cerdas dalam membedakan konten dalam media sosial dan media massa pers.
“Yang ada di media sosial itu informasi, belum terverifikasi kebenarannya. Oleh karena itu jika ada berita di medsos, baca dengan teliti, klarifikasi kebenarannya, verifikasi dengan cara membandingkan berita yang sama dari sumber berbeda, jangan langsung diterima atau disebar ulang,” pesan Stanley.
Kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Ternate diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Utara. Literasi ini merupakan salah satu metode dari kegiatan Pelibatan Media Massa Pers dalam Pencegahan Terorisme, di mana satu metode lainnya adalah Visit Media.
BNPT dan FKPT di 32 provinsi se-Indonesia pada tahun 2017 juga menggelar lomba karya tulis jurnalistik. Lomba yang memperebutkan hadiah uang pembinaan total sebesar Rp. 95.5 juta tersebut mengangkat tema kearifan lokal sebagai sarana pencegahan terorisme, dibuka sejak Maret dan akan ditutup pada akhir September. [shk/shk]