Ini Bentuk Pencegahan Terorisme yang Bisa Dilakukan Melalui Pendekatan Budaya

Manado – Budayawan asal Manado, Reiner Emyot Ointoe, mengapresiasi langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang memiliki seni dan budaya sebagai salah satu sarana pencegahan terorisme. Dia mengusulkan bentuk-bentuk kegiatan yang bisa dilaksanakan di dalamnya.

“Pencegahan terorisme melalui pendekatan budaya adalah penyeimbang dari langkah-langkah yang sebelumnya ada, seperti teknis formal, kontraradikalisasi, dan hukuman. Ini langkah positif yang harus diapresiasi,” ungkap Reiner saat menjadi pametari di kegiatan dialog Pelibatan Komunitas Seni dalam Pencegahan Terorisme di Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (24/5/2017).

Reiner menambahkan, bentuk-bentuk kegiatan dari pencegahan terorisme melalui pendekatan budaya antara lain sosio drama (teatrikal), musikalisasi, poetic-function (puisi), gerakan literasi, dan seni hiburan.

“Semuanya sesuai dengan semangat BNPT dalam pencegahan terorisme melalui pelibatan masyarakat, karena bentuk kegiatan yang saya sebutkan tadi bisa dilakukan melalui institusi pendidikan, edukasi informal, komunitas-komunitas, paguyuban, organisasi kemasyarakatan, dan entitas masyarakat lainnya,” jelas Reiner.

Budayawan asal Mando lainnya, Jultje Aneke Rattu, mengatakan pementasan seni sebagai sarana pencegahan terorisme juga memiliki manfaat sosial budaya, yaitu merekatkan hubungan antarmasyarakat. Pentas seni lisan memperlihatkan interaksi aktif antara pemain atau penutur dengan masyarakat sebagai penanggap atau pengayom.

“Dari situasi tersebut akan muncul kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Di sinilah konteks bagaimana seni dan budaya memiliki manfaat untuk mencegah radikalisme dan terorisme,” kata Jeltje.

Dialog Pelibatan Komunitas Seni dalam Pencegahan Terorisme di Manado terselenggara atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Utara. Kegiatan yang sama sudah dan akan diselenggarakan di 32 provinsi se-Indonesia di sepanjang tahun 2017.

“Pencegahan terorisme harus dilakukan sampai akar rumput masyarakat, agar situasi damai yang sudah tercipta sebagai akibatnya tidak mudah diprovokasi ulang. Pendekatan seni dan budaya adalah langkah positif dan tepat, karena memiliki kedekatan dengan kultur masyarakat setempat,” kata Ketua FKPT Sulawesi Utara, James Clay Tulango dalam sambutan penutupan. [shk/shk]