Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian angkat suara terkait merebaknya radikalisme di tengah-tengah masyarakat. Menurutnya, paham kekerasan yang menjadi cikal bakal terorisme ini dapat diberantas dengan melakukan lima langkah penting.
“Radikalisme itu kan kalau dilihat dari ilmu komunikasi, ada 5 unsur, yaitu pertama, ada sender, pengirim berita. Kemudian beritanya, apa yang dia kirim. Ada receiver, channel atau saluran, dan kelima, adanya konteks,” jelas Tito di Muspimnas DKN Garda Bangsa di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (19/01/17).
Lebih jauh, mantan kepala BNPT ini menjelaskan pentingnya menghambat laju hoax dengan pertama-tama melemahkan orang-orang yang berpotensi menjadi sender atau orang yang melakukan perekrutan.
“Kita harus memiliki data yang sudah terekspos radikalisme, kemudian secara persuasif kita mengubahnya menjadi moderat, itulah deradikalisasi,” jelasnya seperti dikutip dari detik.com, Jumat (20/01/17).
Hal berikutnya yang dilakukan adalah dengan melawan konten yang disebarkan, “Jadi kalau mereka lakukan kampanye tentang ideologi mereka, kita juga harus melakukan kampanye ideologi tandingan. Secara intens,” lanjutnya.
Kapolri juga menekankan pentingnya melakukan kontra narasi di dunia maya, hal ini dimaksukan untuk melawan upaya kelompok radikal dalam menyebarkan ajaran sesat mereka. Sebagai penutup, Tito menyebut perlunya netralisasi konteks, yakni dengan memberikan data-data yang benar yang dihasilkan dari penelitian atau survei para ahli.