Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Komjen. Pol. Eddy Hartono, S.I.K., M.H., menghadiri Rapat Kerja Teknis
(Rakernis) Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri
bertempat di STIK-PTIK pada Selasa (22/4/2025). Pada kesempatan itu,
Kepala BNPT menekankan bahwa sesuai dengan Amanat UU No. 5 Tahun 2018
dan implementasi dalam RPJMN pemerintah, ada empat kegiatan prioritas
yang harus dilakukan oleh komunitas anti teror di Indonesia.
“Pertama adalah koordinasi dan sinergi antar instrumen keamanan dan
pertahanan dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme. Kedua,
penguatan kontra-radikalisasi, deradikalisasi, dan BNPT sebagai pusat
analisis dan pengendalian krisis,” ujar Komjen Eddy Hartono.
Lebih lanjut, Eddy Hartono menjelaskan bahwa dalam melaksanakan kontra
radikalisasi di era pemerintahan yang melakukan efisiensi harus
dilakukan secara empiris. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya terus
berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga untuk terus bersinergi dan
memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan aksi terorisme.
“Kami coba memadukan di dalam satgas kontra radikalisasi, misalkan
disini ada BNPT, BIN, BAIS, Densus 88, kemudian ada Kemenag, Kemensos.
Kegiatannya ada 3 kontra propaganda, ideologi, dan kontra narasi. Nah
ini kami sinkronisasi, jangan sampai sama target operasinya,”
tambahnya.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini BNPT terus berfokus pada dua
Program Prioritas Nasional demi melakukan pencegahan dari hulu hingga
hilir.
“Kemudian ada dua program prioritas nasional yaitu tentang
Kesiapsiagaan Nasional dan Deradikalisasi Luar Lapas. Kami sampaikan
ke Bappenas program prioritas ini penting kami lakukan karena ini dari
hulunya. Kemudian, kepada mantan-mantan narapidana kita sebut Mitra
Deradikalisasi,” Eddy melengkapi.
Sementara itu, Kepala Densus 88 AT Polri, Irjen. Pol. Sentot Prasetyo,
S.I.K. dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa forum rakernis
ini lebih dari sekadar rutinitas kelembagaan.
“Ini merupakan manifestasi konkret dari komitmen institusional dalam
merespon dinamika ancaman kontemporer yang kian kompleks dan
multidimensial,” ungkapnya.
Sentot menekankan bahwa tujuan dari rakernis ini adalah untuk
menyelaraskan arah kebijakan, meningkatkan kapasitas kelembagaan, dan
menguatkan integrasi operasional dalam penanggulangan tindak pidana
terorisme di Indonesia.
“Saya ingin mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini
sebagai ruang kontemplasi dan inovasi strategis, melahirkan
rekomendasi-rekomendasi yang strategis,” tutupnya.
Acara ini menegaskan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antar lembaga
dalam rangka menciptakan Indonesia yang aman dan damai, sejalan dengan
cita-cita untuk meraih Indonesia Emas 2045, sesuai dengan temanya
yaitu ‘Peran Densus 88 AT Polri yang Presisi dalam Pemeliharaan
Kamtibmas guna Mendukung Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045’.