Dialog Pencegahan Paham Radikalisme dan ISIS di Kalangan Pemuda yang berlangsung di hotel Savoy Homann berlangsung meriah. Acara yang dibuka pukul 10.30 WIB (Kamis, 15 Oktober 2015) ini langsung menggugah gairah dan semangat pemuda. Kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya terasa sangat bersemangat mengikuti emosi anak muda. Tak cukup dengan Indonesia Raya, semangat pemuda bergelora kembali dengan pembacaan naskah Pancasila.
Indonesia Raya memang sejak tahun 1928 menjadi alat pemeratu bangsa, khususnya pemersatu tekad pemuda dalam satu cita-cita. Lagu kebangsaan ini pertama kali diperdengarkan di acara Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Saat itu Sumpah Pemuda dihadiri oleh perwakilan pemuda dari sejumlah daerah di Indonesia, ada Jong Java, Sumatera, Kalimantan, Ambon, dan sebagainya.
Saat itu, Sumpah Pemuda merupakan kumandang tekad anak bangsa untuk mempersatukan Indonesia di bawah satu kebanngsaan, satu tanah air, dan satu bahasa. Semangat itu dipelopori oleh para pemuda untuk membebaskan Nusantara dari penjajahan dan kebodohan kolektif.
Sejak saat itu semangat Sumpah Pemuda itu terus digelorakan dan menjadi semangat utama bangsa Indonesia. Di tangan para pemuda, semangat yang menggelora itu masih terus dikembangkan untuk membangkitkan semangat nasionalisme para pemuda.
Semangat itu pulalah yang terus dikembangkan di masa saat sekarang. Dengan semangat yang sama demi kecintaan terhadap tanah air dan bangsa, Pemuda masa kini pun mengembangkan semangat tersebut untuk mencegah paham radikalisme terorisme dan ISIS di Indonesia.
Salah satu strategi BNPT dalam menanggulangi radikal terorisme termasuk ISIS di Indonesia adalah dengan sistem pencegahan semesta. Maksudnya adalah pencegahan terorisme harus melibatkan semua pihak dan unsur masyarakat secara keseluruhan. Salah satu unsur terpenting dalam pencegahan terorisme adalah para pemuda. Karena itulah, peran dan semangat pemuda terus didorong untuk menanggulangi terorisme.
Bersama cegah terorisme!