Indonesia Konsisten Usung Islam Moderat dan Berkeadaban Jadi Inspirasi Negara Lain

Bukittinggi — Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag., M.Si., menyampaikan apresiasi atas kiprah Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Kamaruddin Amin, M.A., dalam forum internasional yang menyoroti penguatan moderasi beragama di kawasan Asia Tenggara.

Forum bertajuk “Islam Mekar di Bumi Nusantara” itu merupakan bagian dari Forum Perdana Ehwal Islam Khas yang digelar di ajang Melaka International Halal Festival (MIHF), Malaysia. Kegiatan ini menjadi wadah bagi negara-negara anggota MABIMS (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) untuk memperkuat diplomasi keagamaan dan kerja sama dalam isu moderasi Islam.

Prof. Silfia menilai, kehadiran Prof. Kamaruddin Amin mewakili wajah Islam Indonesia yang damai, toleran, dan konstruktif di kancah global.

“Forum ini menunjukkan bagaimana Indonesia mampu menjadi teladan dalam mengelola keberagaman dengan nilai-nilai Islam yang berkeadaban. Apa yang disampaikan Prof. Kamaruddin sejalan dengan semangat moderasi beragama yang kami kembangkan di UIN Bukittinggi,” ujarnya, Minggu (19/10).

Ia menambahkan, keterlibatan aktif Indonesia dalam forum MABIMS sekaligus mencerminkan kontribusi pendidikan tinggi keagamaan dalam diplomasi antarnegara.

“Nilai-nilai Islam moderat dan kolaboratif harus terus diperkuat, tidak hanya pada level kebijakan, tetapi juga dalam praktik akademik dan sosial kemasyarakatan,” tegasnya.

Lebih jauh, Prof. Silfia menyatakan UIN Bukittinggi siap memperluas kerja sama lintas kawasan, khususnya dalam penguatan moderasi beragama, riset keislaman, dan pengembangan karakter multikultural.

“Kami yakin, dari kampus hingga forum internasional, pesan Islam yang menebar kedamaian akan terus menjadi cahaya bagi peradaban,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam forum tersebut, Prof. Kamaruddin Amin menekankan bahwa Islam di Indonesia memiliki peran sentral dalam merawat keberagaman dan memperkuat kohesi sosial bangsa.

“Indonesia adalah the most diverse country in the world. Islam di Indonesia berperan penting dalam menjaga harmoni dan keberagaman itu,” ujarnya.

Menurutnya, Islam yang tumbuh di Nusantara memiliki karakter toleran, inklusif, dan damai, serta menjadi model Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).

“Keragaman sebesar ini tidak mungkin terawat tanpa nilai-nilai keagamaan dan sikap moderat,” katanya.

Forum ini disiarkan langsung oleh TV1 Malaysia dan menghadirkan sejumlah tokoh penting, di antaranya Prof. Madya Dr. Muhammad Faishal Ibrahim dari Singapura, Dato’ Setia Dr. Haji Mohd Naim Mokhtar dari Malaysia, serta Awang Haji Mohammad Rosli bin Haji Ibrahim dari Brunei Darussalam.

Melalui ajang tersebut, diplomasi keagamaan Indonesia kembali mendapat pengakuan internasional sebagai negara yang konsisten mengusung Islam moderat dan berkeadaban, sekaligus menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di kawasan.