Depok – Indonesia melalui Badan Nasional Penanaggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat kerjasam global dalam penanganan terorisme dan ekstremisme. Salah satu kerjasama yang dilakukan oleh BNPT adalah dengan menggandeng Korea Selatan (Korsel) menyelenggarakan seminar untuk sharing pengalaman terkait penanggulangan terorisme di negara masing-masing.
“Jadi tadi teman-teman dari Korea itu ingin berbagi pengamalan mereka sebagai sebuah negara yang mayoritas bukan muslim, dan mereka juga ingin tahu bagaimana penanganan di negara kita yang mayoritas muslim, kita saling berbagi. Disisi lain, korea memiliki teknologi yang bisa dibilang lebih maju dari kita. Nah teknologi inilah yang juga ingin dibagikan kepada kita, bagaimana penanganan counter terorism yang berbasis teknologi,” ujar Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Ir. Hamli M.E saat menjadi pembicara dalam Seminar Preventing and Countering Terorism and Radicalism Involving New Technology di Depok, Rabu (16/10/2019).
Hamli menjelaskan, ada ancaman yang cukup masif di dunia cyber. Hal itu yang membuat BNPT dan Korsel bisa saling berbagi tentang cara penanggulangan di negara masing-masing juga penegakan hukumnya. Seperti di dunia online atau cyberspace lebih mengarah bagaimana melakukan counter terhadap paham atau konten negatif yang disebarkan di dunia maya.
Baca juga: BSSN Siap Dukung BNPT Tangkal Radikalisme di Cyberspace
“Selama ini kita sudah melakukannya seperti melakukan kontra narasi. Mungkin nanti kita dalami lagi bagaimana implementasinya dilakukan pihak kita dan Korea,” imbuh Hamli.
Ia menambahkan bahwa kedepan mungkin akan ada tindaklanjut bersama antara BNPT dan Korsel terkait penanggulangan terorisme.
“Karena ini tingkatakan bilateral, nanti akan ada tindak lanjut. Bagaimana dan apa yang perlu dilakukan kedepannya untuk melakukan counter radikalisasi maupun counter terorisme yang kita lakukan bersama-sama,” tuturnya.
Kim Gunn, Ambassador for International Security Affair Republic of Korea, menyampaikan apresiasinya atas seminar yang diselenggarakan oleh BNPT dan Korsel ini.
“Acara ini bisa terselenggara karena komitmen dari kedua presiden RI dan Korea untuk memperkuat kerjasama terkait penanggulangan terorisme. Acara ini sangat berguna untuk negara merumuskan peraturan yang sesuai untuk merespon aksi terorisme yang terjadi di wilayah kita. Karenai tidak hanya menyangkut terorisme tradisional tetapi juga menyangkut penggunaan teknologi terbaru yang digunakan oleh kelompok teroris.” ujar Kim.
Kim juga menyampaikan pengalaman Korsel terkait penanggulangan terorisme selama ini dan kerjasama yang dibangun untuk mencegah penyebarannya.
“Pendekatan yang kami lakukan adalah untuk mencegah violent ekstrimism berkembang. Kami berusaha mensosialisasikan kepada masyarakat agar mereka paham tentang seberapa serius masalah ini. Di lain pihak, kami juga berusaha membangung kerjasama internasional yang kuat untuk mengatasi isu ini, Karena hanya dengan kerjasama internasional yang kuat kita bisa dapat mengatasi masalah ini karena terorisme ini adalah permasalahan global,” pungkas Kim.