Indonesia dan Jepang Perkuat Kolaborasi Cegah Penggunaan Teknologi
Untuk Terorisme

Jakarta – Indonesia dan Jepang terus memperkuat guna memperkuat kerja
sama Jepang dan Indonesia dalam mencegah penggunaan teknologi pada
terorisme. Hal itu ditandai dengan pertemuan antara Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Rycko Amelza
Dahniel Ambassador in charge of International Cooperation for
Countering Terrorism and International Organized Crime Jepang Sugiyama
Akira,

“Pada pertemuan di Jakarta, Kamis (5/10) itu, Indonesia berharap kedua
negara dapat memperkuat kerja sama penanggulangan terorisme, mengingat
penggunaan teknologi dalam terorisme menjadi tantangan di tingkat
domestik, regional, hingga global,” kata Kepala BNPT sebagaimana
keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT Andhika Chrisnayudhanto
menyebut perkembangan teknologi yang pesat menjadi celah bagi
organisasi teroris untuk melakukan propaganda, perekrutan, dan
radikalisasi.

“Lone actors (aktor tunggal) hasil radikalisasi online berpotensi jadi
sumber terorisme, modus pendanaan terorisme, juga beragam termasuk
fintech,” ucap Andhika dalam kesempatan yang sama.

Dia menambahkan penyalahgunaan teknologi untuk terorisme tidak hanya
terjadi Indonesia. Kelompok teror di luar negeri seperti ISIS, kata
dia, menggunakan cryptocurrency dan non-fungible token (NFT) dalam
melakukan pendanaan.

“Tidak hanya itu, mereka juga memanfaatkan drone (pesawat nirawak)
dalam melancarkan operasinya,” kata Andhika.

Selain topik penyalahgunaan teknologi, dialog antara Indonesia dan
Jepang ini juga membahas situasi terkini seputar terorisme di kawasan
Asia Tenggara dan Afganistan, serta strategi masing-masing negara
dalam penanggulangan ekstremisme dan terorisme.