Jakarta – DPR RI dan Parlemen Bahrain menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk saling meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Salah satunya dalam memerangi masalah tindak pidana terorisme dan menolak intervensi asing.
“Kita sepakat untuk menolak terorisme dan intervensi asing dalam urusan dalam negeri,” ujar Ketua Parlemen Bahrain Ahmed bin Ibrahim Rashed Almulla usai bertemu Ketua DPR Setya Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, Bahrain mengghadapi persoalan terorisme seperti di Indonesia. Begitu pula dengan intervensi asing. “Oleh karena itu, kita harus dapat mengatasinya,” kata Ahmed.
Ketua DPR Setya Novanto menambahkan, Indonesia dan Bahrain, bersama masyarakat internasional lainnya, akan terus bekerjasama mengatasi terorisme. “Masalah terorisme dan gerakan kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam, seperti ISIS, juga harus menjadi perhatian kita bersama,” jelasnya.
Sesama negara muslim, Indonesia dan Bahrain, melalui forum-forum internasional, termasuk forum antarparlemen, katanya akan terus bekerja sama mempromosikan perdamaian di berbagai kawasan dunia, khususnya di Timur Tengah.
Tak hanya soal memerangi terorisme, parlemen Indonesia dan Bahrain juga sepakat meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral bagi kemajuan kedua. Termasuk peningkatan kerja sama investasi di bidang energi.
Mereka juga sepakat untuk bekerja sama di bidang perbankan. “Diharapkan juga ada kerjasama di bidang asuransi dan lainnya,” kata Setya Novanto.
Dia juga mengatakan bahwa Bahrain merupakan negara sahabat di kawasan Teluk. Sejak dibukanya hubungan diplomatik Indonesia-Bahrain pada 1976, hubungan bilateral kedua negara terus berjalan baik.
“Saya mencatat, pada tahun 2000, saat kunjungan Presiden RI ke-4, Bapak Abdurrahman Wahid ke Bahrain, kedua negara telah mencapai kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang,” pungkasnya.