Jember – Indonesia berhasil mengelola konflik menjadi toleransi dan
keragaman jadi demokrasi. Hal itu dikemukan oleh Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Kiai Haji
Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember Khoirul Faizin pada giat Sosialisasi
dan Penguatan Moderasi Beragama, di Lantai 3 Gedung Kuliah Terpadu.
Selasa (5/3/2024).
“Para oknum itu menyeret agama ke dalam kepentingan ekonomi dan
politik. Tapi Indonesia berhasil mengelola konflik menjadi toleransi,
dan keragaman menjadi demokrasi. Tak hayal, jika negara barat kemudian
mengapresiasi Indonesia, sebagaimana apresiasi yang dilakukan Perdana
Menteri Inggris, Tony Blair,” papar Faizin.
Faizin menyebut, kegiatan ini merupakan bagian dari alasan normatif
yang sejalan dengan program prioritas Kementerian Agama dan Dasacita
Rektor UIN KHAS Jember.
“Kegiatan sosialisasi moderasi beragama hari ini, tidak lain kecuali
seperti sedang membetulkan lensa kacamata kita. Mengingat, dari kita
(Sivitas Akademika UIN KHAS Jember) sudah mengetahui tentang moderasi
beragama”, terang Faizin.
Ia bahkan tak segan mengulas singkat wacana yang melatarbelakangi
kegiatan tersebut. Dia mengutip, Foucault, seorang filsuf prancis
Postmo mengenai cara memposisikan otoritas teks dalam tafsir-tafsir
keagamaan, disebutkan, bahwa kekuasaan dan wewenang penafsir kerap
beroperasi di ruang-ruang tersebut.
Selain itu, Bangsa Indonesia memiliki modal sosial, keragaman budaya
dan Agama yang cukup besar. Jika hal ini tidak dijaga dan dikelola
dengan baik, maka akan seperti api dalam sekam.
“Sudah banyak peristiwa yang terjadi. Bila membaca hasil riset,
ternyata kejadian-kejadian yang memilukan itu, agama hanya dijadikan
modus oleh pihak-pihak tertentu,” ungkap Faizin pria yang dikenal
cendekia itu.
Senada dengan itu, Ketua LP2M UIN KHAS Jember, Zainal Abidin,
menegaskan, bahwa moderasi beragama menjadi salah satu dari tujuh
program prioritas Kementerian Agama RI dan juga tercantum dalam
Dasacita Rektor UIN KHAS Jember.
Dia mengingatkan, bahwa rektor menghimbau agar moderasi beragama
diimplementasikan di setiap aktifitas sehari-hari, baik di dalam
maupun luar kampus, seperti perkuliahan, khutbah, kultum dan lainnya.
“Dosen harus mampu menginternalisasi moderasi beragama dalam
perkuliahan. Moderasi Beragama versi Kementerian Agama, bukan versi
yang lain,” tutup ketua Zainal Abidin.
Untuk diketahui, tujuan pelaksanaan Sosialisasi dan Penguatan Moderasi
Beragama ini dalam rangka mencegah radikalisme, terlebih di lingkungan
kampus. Adapun pesertanya, terdiri dari Dosen dan Tenaga Kependidikan
di lingkungan UIN KHAS Jember.
Kegiatan ini merupakan program Pusat Moderasi Beragama pada Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), yang rutin digelar
setiap tahun.
Kali ini, kegiatan sosialisasi yang dikemas layaknya TalkShow itu
menghadirkan, Mokhammad Yahya, Kepala Pusat Studi Moderasi Beragama
dan Sosial Budaya UIN Malang sebagai narasumber.