Jember – Bulan Ramadan adalah bulan penuh kasih bagi seluruh umat
manusia. Tidak hanya umat Islam, Ramadan juga momentum bagi umat
beragama lain untuk mewujudkan keindahan toleransi dengan ikut
berbagi.
Salah satunya adalah Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Jember,
Jawa Timur. Tiap bulan Ramadan WKRI Jember selalu membuka ‘Warung
Kasih’ yang menyediakan menu berbuka puasa kepada masyarakat sekitar,
terutama warga kurang mampu.
‘Warung Kasih’ itu dibuka di klinik kesehatan Panti Siwi di Jalan
Kartini. Kabupaten Jember, Jawa Timur. Di warung ini disediakan
menu-menu berbuka dengan harga terjangkau Rp3.000 untuk seporsi nasi
lengkap dengan sayur dan lauk pauknya, ditambah air mineral atau teh
hangat.
Setiap tahun, warga non-Muslim itu selalu membuka warung kasih pada
saat umat Muslim menjalani ibadah puasa. Rutinitas itu dilakukan sejak
tahun 2009 hingga sekarang, atau sudah berjalan selama 25 tahun pada
bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.
Ketua WKRI Jember Lucia Fransisca Elly Krisnaningsih kbercerita bahwa
ide untuk membuka warung murah pada saat Ramadan berawal dari obrolan
seorang tukang becak yang mengantar umat Katolik ke gereja saat
menjelang magrib, ketika itu bulan Ramadan.
Puluhan tahun lalu masih belum ada kendaraan online seperti saat ini,
sehingga banyak jemaat Gereja Santo Yusup yang naik becak dari rumah
menuju ke gereja pulang pergi dan saat Ramadan seringkali jemaat
bertanya kepada abang becak yang mengantarnya, apakah sudah berbuka
puasa.
Kerapkali tukang becak tersebut mengaku belum sempat buka puasa di
rumah karena masih mengais rezeki menjelang magrib dan biasanya hanya
membeli minum saja untuk berbuka, sehingga hal tersebut membuat rasa
haru para senior WKRI pada saat itu.
Bahkan pada awal didirikan tahun 2009, warung itu melayani masyarakat
yang berbuka puasa di sana secara gratis dan tidak memungut uang dari
umat Muslim yang makan di warung kasih, namun jumlah porsi yang
disediakan juga tidak terlalu banyak, hanya sekitar 25 piring.
Waktu ada warga yang enggan diberi secara cuma-cuma dengan berbagai
alasan, sehingga kemudian diputuskan dijual. Untuk seporsi makanan dan
teh hangat pada pertama kalinya dibandrol dengan harga Rp500.
Warung kasih menyediakan makanan lengkap dengan sayur dan lauk pauk
ditambah minuman segelas teh hangat untuk berbuka puasa bagi umat
Muslim, khususnya orang-orang berpenghasilan rendah yang ada di
sekitar gereja dan Alun-Alun Jember.
Dari waktu ke waktu kegiatan warung kasih tetap konsisten untuk
mewujudkan toleransi beragama selama Ramadan di Kabupaten Jember,
bahkan tidak jarang para donatur berdatangan tidak hanya berasal dari
jemaat Gereja Santo Yusup, namun gereja lainnya.
Antusias masyarakat ternyata cukup tinggi dengan warung yang
menyediakan menu buka puasa dan minumya dengan harga terjangkau,
bahkan selalu kehabisan dan perlahan-lahan jumlah seporsi nasi yang
disediakan bertambah hingga kini mencapai sekitar 200-300 piring dan
selalu habis setiap harinya.
Elly imengatakan harga seporsi nasi dan minum perlahan lahan juga
menyesuaikan kenaikan harga bahan makanan yang awalnya pada tahun 2009
mulai dari Rp500, kemudian Rp1.000, Rp1.500 hingga tahun ini dibandrol
dengan harga Rp3.000.
Selama Ramadan, warung kasih yang berada di Panti Siwi itu buka setiap
hari Senin hingga Kamis pukul 16.00 WIB hingga menjelang azan magrib
karena pada hari Jumat hingga Minggu, umat Kristiani tersebut ada
kegiatan dan ibadah di gereja.
Pada saat pandemi COVID-19, warung tersebut tetap buka melayani umat
Muslim berbuka puasa, namun berupa nasi dibungkus dan tidak makan di
tempat untuk menghindari kerumunan, karena saat itu masih ada
ketentuan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di
Jember.
Hingga kini para donatur juga berdatangan untuk memberikan sumbangan,
baik berupa uang maupun barang, agar eksistensi warung kasih tetap
berjalan di tengah naiknya harga beberapa kebutuhan pokok.
Ketulusan komunitas wanita Katolik untuk berbagi kasih sekaligus
menjaga kerukunan beragama dengan menjunjung toleransi menjadi kunci
bertahannya ‘Warung Kasih’ hingga 25 tahun dan diharapkan warung itu
terus bertahan dari tahun ke tahun, generasi ke generasi, sesuai
perintah Tuhan untuk berbagi kasih.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris WKRI Cabang Kartini Jember
Valleria Grossitudinis Castitas bahwa pihaknya juga mengundang
berbagai komunitas untuk hadir dalam acara pembukaan warung kasih pada
Ramadan 1445 Hijriah, seperti Forum Komunikasi Umat Beragama, Forum
Lintas Agama, dan RT/RW setempat.
Diharapkan keberadaan warung berbagi kasih dari Gereja Katolik untuk
umat Islam yang menjalankan ibadah puasa terus berjalan. Diharapkan
pihak lain juga terlibat ikut menjaga toleransi umat beragama di
Kabupaten Jember, seperti juga yang dilakukan oleh Warung Berkah yang
dinisiasi oleh WKRI Cabang Sempursari.
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jember Abdul Muis Sonhaji
mengapresiasi kegiatan tersebut menjadi inspirasi bagi yang lain dalam
hal menjaga toleransi umat beragama dan mewujudkan masyarakat yang
toleran.
Apresiasi terhadap warung kasih juga disampaikan Bupati Jember Hendy
Siswanto yang mengaku sangat terharu dengan apa yang dilakukan Umat
Katolik Jember yang sudah 25 tahun menyediakan menu buka puasa dengan
harga yang sangat murah kepada umat Islam selama Ramadhan.
Menurutnya umat Katolik menunjukkan sikap yang istimewa dengan
menjunjung toleransi beragama dan memikirkan kebutuhan umat Islam yang
menjalankan ibadah puasa di tengah harga sejumlah kebutuhan pokok
merangkak naik.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember berharap kegiatan ‘Warung Kasih’
dapat menjadi contoh bagi yang lain untuk terus mengembangkan sikap
toleran di Kota Pandalungan karena wes wayahe (sudah waktunya) Jember
keren dengan toleransi beragama.