Indahnya Toleransi, Pengungsi Banjir di Kudus Laksanakan Salat di Aula Gereja

Kudus – Bencana banjir membuat ratusan jiwa penduduk di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, harus mengungsi. Pemukiman mereka dalam lima hari terakhir masih terendam air dan belum surut.

Salah satu daerah yang paling parah adalah di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati. Di desa itu terdapat sekitar seratusan warga yang terpaksa mengungsi. Mereka mengungsi di aula Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjung Karang, salah satu bangunan yang tidak tergenang banjir.

Warga dari berbagai agama mengungsi di tempat tersebut. Bahkan, mereka juga masih bisa menjalankan kegiatan peribadahan di tempat pengungsian itu.

Dikutip dari detikcom, terlihat dua warga tengah salat di aula gereja. Di tempat tersebut terdapat salib berukuran besar di dinding. Mereka melakukan salat dengan beralas sajadah dan tikar. Selain digunakan untuk salat, tempat tersebut juga difungsikan sebagai tempat istirahat para pengungsi.

Pengurus GKMI Tanjung Karang, Boedi Poedjijono mengatakan warga mulai mengungsi di tempat tersebut sejak akhir pekan lalu. Menurutnya, gereja itu memang kerap jadi lokasi mengungsi saat banjir.

“Kalau banjir pasti jadi pengungsian, mulai 2021 kita pakai pengungsian,” terang Boedi, Rabu (4/1/2023).

Menurut dia adanya warga muslim yang melaksanakan salat di aula gereja tidak masalah. Boedi menghargai kepercayaan warga lainnya. Pihaknya pun terbuka dengan umat agama lainnya.

“Kita sangat menghargai kepercayaan mereka, mau ibadah di sini terbuka, tidak mau melarang,” kata Boedi.