Imam Masjid se-Aceh lakukan Dialog Moderasi Islam Cegah Paham Kekerasan

Radikalisme dan terorisme sudah ada di Indonesia sejak lama, keduanya ada dalam berbagai ragam, motif dan bentuk. Karenanya penanganan radikalisme dan terorisme dilakukan dengan strategi yang berbeda-beda pula. Jika dulu pemerintah pernah melakukan strategi hard approach yang melibatkan militer dalam penanganan ancaman radikalisme dan terorisme, maka kini pemerintah menangani isu tersebut dengan strategi soft approach. Salah satu bentuk pelaksanaan strategi tersebut adalah dengan melibatkan para imam masjid untuk bersama-sama melawan radikalisme dan terorisme dengan ajaran-ajaran yang benar dan baik.

Hal itu yang kini dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyelenggarakan dialog pencegahan paham ISIS di kalangan ikatan persaudaraan imam masdjid se-provinsi Aceh pada hari ini, rabu 30 September 2015.

Dikatakan oleh Deputi 1 bidang pencegahan, perlindungan, dan deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, bahwa imam masjid memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya pencegahan terorisme. Terutama karena dalam beberapa tahun terakhir ini masjid mulai rentan dimasuki oleh kelompok-kelompok yang menebarkan ajaran-ajaran kekerasan. “awalnya mereka berpura-pura menjadi orang baik, namun setelah berhasil mengambil hati masyarakat, mereka mulai menyebarkan ajaran-ajaran kekerasn,” ungkapnya.

Sebuah survey yang dilakukan oleh CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait dengan pemetaan penyebaran ideology kekersan di masjid-masjid yang ada di daerah DKI Jakarta menunjukkan bahwa tingkat radikalisme cukup tinggi. Tiga diantara point radikalisme yang memiliki persentase tinggi adalah; jihad melawan non-muslim (26%), Islam wajib memperjuangkan khilafah (32%), dan keinginan mendirikan negara Islam (45%).

Karenanya kegiatan dialog yang digagas oleh BNPT ini diharapkan mampu menjadi ajang pembekalan dan upgrade kapasitas para imam masjid agar dapat bersama-sama memberikan ajaran dan pendampingan yang baik kepada masyarakat, sehingga nilai-nilai utama dalam agama dapat dipahami dan dihayati dengan baik pula oleh masyarakat.