Pekanbaru – Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, K.H. Nasarudin Umar, menegaskan Islam tidak membenarkan aksi bunuh diri dengan alasan apapun, termasuk yang berlatar belakang terorisme. Dikatakannya, mati nekat bukan kategori mati syahid.
“Itu ada haditsnya. Dan janganlah kamu menceburkan diri ke dalam kebinasaan,” tegas Kiai Nasarudin saat menyampaikan pidato kunci dan membuka kegiatan Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme di Auditorium Universitas Riau (UNRI), Pekanbaru, Rabu (12/4/2017).
Pria yang juga menjadi anggota Kelompok Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut juga mengatakan, Islam secara tegas mengkategorikan mati bunuh diri sebagai bentuk kekafiran.
“Bagaimana mungkin mau ketemu bidadari jika matinya saja dalam kondisi kafir?” tambah Kiai Nasarudin.
Dikatakan juga oleh Kiai Nasarudin, orang-orang yang mempelajari agama Islam dengan baik dan benar tidak mungkin akan melakukan aksi bunuh diri. “Mungkin ada orang yang sudah terdoktrin sampai mau melakukan aksi bunuh diri, meledakkan diri dan meledakkan orang-orang tidak berdosa di sekitarnya. Oleh karena itu menjadi kewajiban kita untuk mempelajari Islam yang baik dan benar agar kita tidak terjerumus,” urainya.
Kegiatan Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT). Kegiatan ini sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia. [shk]