Jakarta – Majelis Hukama Muslimin (MHM) menyampaikan selamat memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia serta mengapresiasi upaya Presiden Joko Widodo yang mendorong perdamaian di wilayah Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) .
“Majelis Hukama Muslimin menyampaikan apresiasi atas upaya Republik Indonesia dalam menyebarkan dan mempromosikan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan,” Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM) yang juga Grand Syekh Al-Azhar, Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb, dalam keterangan di Jakarta, Kamis (17/8).
Grand Syekh Ahmed Al Tayeb bersama seluruh jajaran Majelis Hukama Muslimin mendoakan pemimpin, pemerintah, dan rakyat Indonesia lebih maju dan sejahtera.
Majelis Hukama Muslimin adalah organisasi internasional independen yang diketuai oleh Grand Syekh Al-Azhar, Imam Akbar Dr Ahmed Al-Tayeb. Organisasi tersebut didedikasikan untuk mempromosikan perdamaian di berbagai masyarakat.
Sejumlah cendekiawan moderat dari sejumlah negara Islam yang terkenal dalam mempromosikan nilai-nilai pemahaman, perdamaian, saling menghormati, dan dialog antaragama, bergabung dengan lembaga tersebut.
“Majelis Hukama berusaha untuk memenuhi misinya melalui kemitraan yang berarti dengan lembaga dan entitas internasional yang memiliki tujuan dan aspirasi yang sama,” kata dia.
Cendekiawan Indonesia, Quraish Shihab tercatat sebagai salah satu pendiri dan anggota Majelis Hukama. Sementara TGB M Zainul Majdi tercatat sebagai Anggota Komite Eksekutif MHM.
Beberapa waktu lalu, Staf Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi melakukan kunjungan kerja ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), dan bertemu Sekjen Majelis Hukama Muslimin, Judge Mohamed Abdelsalam.
Ayu mengatakan pertemuannya dengan Judge Abdelsalam membahas program-program yang selama ini telah dilakukan hingga mengerucut pada diskusi bentuk-bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam rangka memperkuat toleransi di kalangan anak muda.
“Kegiatan kunjungan kerja ini telah memberikan saya kesempatan berharga untuk saling bertukar pikiran dengan Sekjen Majelis Hukama Al-Muslimin dan Menteri Toleransi dan Koesistensi UEA terkait bentuk-bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan bersama,” ujar Ayu Kartika.