Ambon – Maluku adalah satu dari beberapa daerah di Indonesia yang memiliki catatan sejarah konflik bernuansa Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjalankan peran mencegah terulangnya peristiwa masa lalu, sebagai langkah antisipasi terorisme.
“Media massa yang di masa konflik mungkin memiliki andil sebagai pemicu, hal itu jangan lagi terulang,” kata President of Southeast Asian Press Alliance (SEAPA), Eko Maryadi, narasumber Visit Media yang dilaksanakan BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku, Rabu (2/11/2016).
Visit Media di Maluku akan mengunjungi 2 media massa setempat, yaitu Harian Pagi Siwalima dan Harian Kabar Timur. Kegiatan juga akan diisi dengan siaran tunda dialog di iNews TV Ambon.
“Media harus menjalankan peran sebagai juru damai,” tambah Item, demikian Eko Maryadi disapa.
Item mencontohkan, pemberitaan media massa tidak boleh memiliki kecenderungan berpihak kepada golongan tertentu. Pemberitaan media massa juga diharapkan bisa menjadi perekat atas perpecahan yang terjadi di masa lalu.
“Konflik bisa menjadi pemicu munculnya terorisme, dan media massa memiliki peran pencegahan. Bukan sebaliknya menjadi kompor,” tegas Item.
Visit Media adalah salah satu metode dalam Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme melalui peran pers. Satu metode lainnya adalah Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Terorisme. []