ICROM 2023 Hasilkan Rekomendasi Moderasi Beragama Sebagai Strategi Wujudkan Keberagaman Masyarakat ASEAN

Jakarta – International Conference on Religious Moderation (ICROM)
2023 yang melibatkan delegasi, peneliti, akademisi, praktisi, dari
negara-negara anggota ASEAN, Eropa, Afrika, dan Uni Emirat Arab
menghasilkan sejumlah rekomendasi yang ditujukan guna bangun harmoni
keagamaan dan moderasi beragama dalam  di wilayah ASEAN.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama
(Kemenag), Adib menjelaskan, rekomendasi ini bertujuan untuk mengatasi
tantangan-tantangan dalam menjaga harmoni dan kerukunan antaragama di
wilayah ASEAN yang beragam.

“Konferensi ICROM digelar untuk membangun kehidupan beragama yang
moderat, terutama di wilayah ASEAN,” ujar Adib dalam keterangannya,
Senin (27/8).

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Bina Paham Keagamaan Islam dan
Penanganan Konflik pada Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan
Syariah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag RI
Dedi Slamet Riyadi menambahkan, kerja sama antar negara ASEAN dalam
bidang moderasi sangat strategis.

Dia menyebutkan ASEAN merupakan kawasan yang memiliki keberagaman
agama yang tinggi. Dengan meningkatkan kerja sama antar negara ASEAN,
maka dapat saling berbagi pengalaman dan informasi dalam upaya
penguatan moderasi beragama.

Lebih lanjut, kata dia, rekomendasi ICROM 2023 merupakan langkah
penting dalam upaya mewujudkan paham keagamaan yang harmoni di ASEAN.
Hal ini mengingat bahwa ASEAN merupakan kawasan yang memiliki
keberagaman agama yang tinggi.

Rekomendasi ICROM 2023 juga mendapatkan sorotan internasional.
Perwakilan Strength in Diversity Development Centre, Imam Shefiu
Abdulkareem Majemu dari Nigeria mengatakan Nigeria mengapresiasi
gagasan moderasi beragama yang diusung oleh Kemenag RI.

Menurutnya, gagasan moderasi beragama yang diusung oleh Indonesia
sangat penting dan relevan untuk kondisi global saat ini.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan bahwa Nigeria juga sedang berupaya
untuk menerapkan moderasi beragama di negaranya. Menurutnya, moderasi
beragama adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dan kerukunan
antarumat beragama di Nigeria.

“Secara geografik, Nigeria adalah negara yang multietnis dan
multiagama. Kami memiliki lebih dari 200 kelompok etnis dan lebih dari
500 kelompok agama yang berbeda. Ini adalah tantangan, tetapi juga
merupakan peluang,” tutur Imam Shefiu Abdulkareem Majemu.