HUT RI ke-78, Eks Napiter di Maluku Komitmen Perangi Intoleransi & Radikalisme

Maluku – Peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia di Maluku, selain dengan upacara detik-detik proklamasi, tetapi juga puluhan mantan narapidana terorisme (Napiter) binaan Densus 88 AT Polri, TNI dan Kesbangpol nyatakan ikrar setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan melawan radikalisme, intoleransi dan terorisme.

Pernyataan itu dilakukan para mantan Napiter yang kompak berpakaian serba putih dan memakai kopiah yang tergabung dalam Yayasan Maluku Merah Putih usai ikuti upacara di kompleks lapangan merdeka Ambon, Kamis (17/8).

Utomo alias ayah, ketua Yayasan Merah Putih katakan, pihaknya sangat berterima kasih atas atensi dan kehormatan terhadap dirinya dan teman-teman mantan Napiter yang ikut dilibatkan dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan.

“Ini adalah acara yang sakral untuk kami bangsa Indonesia. Kami disini merasa sudah dianggap sebagai bagian dari NKRI yang selama ini jujur saja dipandang sebelah mata oleh masyarakat,” tandas mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) itu.

Dikatakan Utomo, kehadiran dirinya dan kawan-kawan dalam pelaksanaan upacara HUT RI ini tentu semakin menumbuhkan rasa kebangsaan dan kepemilikan terhadap NKRI, meninggalkan paham-paham radikal dan teroris yang sebelumnya dijalani.

Sebab itu diharapkan bagi teman-teman lain yang masih belum keluar dari organisasi radikal dan terorisme, agar sudah waktunya tinggalkan masa lalu dan nyatakan sikap bulat kembali ke NKRI, bergabung di Yayasan Maluku Merah Putih bersama bisa membangun negeri, menjaga perdamaian dan menghilangkan stigma negatif di masyarakat dan pemerintahan bagi mantan Napiter.

“Dengan kita lebih banyak buat program kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan. Kami semua di Yayasan Maluku Merah Putih akan lebih banyak bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, pembinaan keagamaan yang langsung ke masyarakat, guna upaya deradikalisasi dan intoleransi,” tandasnya.

Dirinya berharap di usia ke-78 Indonesia, walau usianya sudah tua, namun semangat tidak boleh ikut tua untuk membela negeri ini, memupuk rasa perdamaian, kesatuan dan persatuan di Indonesia khususnya di Maluku.

“Mari bersama perangi intoleransi, radikalisme dan terorisme dari wilayah Maluku, demi Indonesia maju,” ucap Utomo bersama puluhan rekan-rekannya.