Jakarta – Tuntutan hukuman mati terhadap pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Aman Abdurrahman, oleh jaksa penuntut umum dinilai tak punya dampak signifikan. Jaringan yang berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS tetap ada dan terus berusaha untuk eksis meski Aman dihukum mati.
“Aman bukan satu-satunya tokoh sentral gerakan radikal ini. Hukuman mati untuknya pasti punya dampak untuk JAD, tapi tidak signifikan,” kata Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah , Abu Tholut, sebagaimana dikutip Tribunjateng.com, Minggu (20/5).
Dikatakan, penyebaran ideologi radikal dari pusat ISIS ke Indonesia melalui media sosial masih terus berlangsung hingga sekarang. Seluruh pesan tersebut diterjemahkan oleh para penganut paham radikal yang bisa berbahasa Arab.
“Paham yang disebarkan oleh ISIS sudah jelas adalah paham sesat. Sampai-sampai mau mengorbankan anak dan istri sendiri atas nama kesakralan jihad. Tapi ironisnya, masih banyak yang mau mengikuti,” sesal Abu Tholut.
“Padahal kita yang sedang jihad di Israel saja dilarang membunuh anak musuh. Apalagi anak sendiri. Perempuan juga tak boleh dibunuh. Tapi karena mengikuti paham ISIS, semuanya malah dikorbankan,” sungutnya lagi.
Dijelaskan, Rasulullah masa zamannya sudah menyontohkan anak-anak tak boleh ikut berperang. Sedangkan perempuan boleh ikut perang tapi hanya di bagian paling belakang atau P3K.
“Pola jihad yang dipraktikkan anggota JAD melakukan bom bunuh diri di Surabaya jelas sudah keluar dari ajaran Rasulullah. Anak dan istri malah dikorbankan demi paham jihad yang sesat,” jelas mantan napiter yang pernah mendirikan kamp pelatihan militer di Aceh.
Dia berharap, pada ulama dan pimpinan pondok pesantren bisa intens memberi pemahaman secara detail kepada masyarakat bahwa paham ISIS adalah paham yang sesat dan bodoh.
“Para ulama dan pimpinan pondok pesantren harus bisa menjelaskan dalil dan argumentasinya untuk memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa paham ISIS itu sesat,” kata Abu Tholut.
“Mereka itu adalah pengikut dajjal. Ketika hari kiamat tiba dajjal muncul dan mereka para teroris itu adalah bagian dari dajjal. Kita harus hadapi dan jangan berputus asa untuk melawannya,” serunya menutup pernyataan.