Houthi Klaim Bertanggungjawab Serangan ke Ibukota Arab Saudi

Sanaa – Pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman mengklaim serangan yang menargetkan ibu kota Arab Saudi, Riyadh dan wilayah lainnya pada Sabtu (27/2) malam waktu setempat. Houthi turut mengancam akan ada lebih banyak serangan lainnya ke Arab Saudi.

“Operasi itu dilakukan dengan rudal balistik dan 15 drone … menargetkan daerah sensitif di ibu kota Riyadh,” kata juru bicara Houthi, Yahya al-Saree, menurut saluran TV milik pemberontak, Al-Masirah, Seperti dilansir AFP, Minggu (28/2/2021).

“Operasi kami akan terus berlanjut dan akan berkembang selama agresi dan pengepungan di negara kami terus berlanjut,” tegasnya.

Saree juga memperingatkan kepada para penduduk di wilayah itu untuk “menjauhi semua bandara dan pangkalan militer”.

Koalisi militer pimpinan Saudi, yang telah mendukung pemerintah Yaman melawan pemberontak sejak 2015, mengatakan pada hari Sabtu (27/2) bahwa pihaknya berhasil menggagalkan rudal balistik Houthi yang menargetkan Riyadh.

Menurut laporan dari TV Al-Ekhbariya, pecahan rudal yang tersebar di beberapa wilayah Riyadh, merusak setidaknya satu rumah tetapi tidak ada laporan terkait korban.

Secara terpisah, koalisi mengatakan pihaknya mencegat enam drone Houthi yang menargetkan wilayah selatan kerajaan – dua di kota Khamis Mushait, dan masing-masing satu di kota Jizan dan lokasi lainnya.

Houthi telah meningkatkan serangan lintas batas di kerajaan Arab Saudi, sementara mereka juga melancarkan serangan untuk merebut benteng terakhir pemerintah Yaman di Marib.

Perang Yaman dimulai pada September 2014, ketika Houthi merebut ibu kota Yaman, Sanaa dan mulai bergerak ke selatan untuk mencoba menguasai seluruh negara. Arab Saudi, bersama dengan Uni Emirat Arab dan negara-negara lain, kemudian melancarkan serangan-serangan udara untuk memerangi Houthi di Yaman pada Maret 2015.

Perang di Yaman dilaporkan telah menewaskan sekitar 130.000 orang, termasuk lebih dari 13.000 warga sipil yang tewas dalam serangan-serangan udara, dan menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan.