Hoax Bertebaran di Medsos, Presiden: Kabar Baik Harus Dikabarkan Baik

Magelang- Media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda Indonesia. Pasalnya, media sosial juga menebarkan berita-berita negatif, fitnah, mencela, dan hoax.

Hal itu dikemukakan Presiden Joko Widodo ketika menjadi pembina upacara Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma’arif Nahdlatul Ulama Nasional (Perwimanas) II di Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/7/2017) “Tantangan keterbukaan, saat ini media sosial yang sangat terbuka semua orang bisa mengabarkan apa saja,” katanya.

Jokowi menegaskan, kabar baik harus dikabarkan baik di media sosial. Jangan sampai kabar baik dikabarkan menjadi buruk sehingga berpengaruh bagi masyarakat luas.

“Jangan lupa, di media sosial sekarang ini bertebaran yang jelek-jelek, yang negatif, fitnah, mencela, hoax, kabar bohong itu juga menjadi tantangan kita ke depan, tantangan makin maraknya narkoba, yang jenisnya bermacam-macam,” katanya.

Presiden mengajak generasi muda menyadari tantangan tersebut agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. “Bagaimana kita beradu cepat dengan negara lain, kalau tidak ya kita akan ditinggal. Bagaimana kita beradu inovasi dengan negara yang lain, kalau tidak kita juga akan ditinggal. Bagaimana kita beradu kreativitas, kalau tidak kita akan ditinggal,” katanya sebagaimana dilansir Detik.com.

Ditambahkan, “Inilah tantangan yang kita hadapi dan memerlukan sebuah pondasi yang sangat kuat, sehingga kita bisa memenangkan kompetisi itu. Tapi saya meyakini dengan sebuah pondasi karakter yang baik”.

Terkait perhelatan Perwimanas II, Jokowi meyakini para pesertanya bisa memenangkan persaingan. “Pramuka Ma’arif NU, saya meyakini insya Allah mampu menatap masa depan, memenangkan persaingan, memenangkan kompetisi karena basic karakter itu sudah ada, tinggal disuntik dikit-dikit,” katanya.