Ternate – Ketua Bidang Media Massa, Hukum, dan Hubungan Masyarakat FKPT Maluku Utara, Ismit Alkatiri, menilai terpaan hoaks terjadi salah satunya karena sikap masyarakat yang selalu merasa benar. Kondisinya semakin buruk karena tingkat kemauan membaca yang rendah.
Demikian disampaikannya di kegiatan Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi di Kota Ternate, Kamis (17/10/2019). “Literatur yang saya pelajari mengatakan, untuk mengatasi kondisi itu masyarakat harus memiliki kemauan memahami bahaya hoaks dan tahu cara melawannya,” katanya.
Karena alasan itulah, lanjut Ismit, kegiatan rembuk aparatur kelurahan dan desa tersebut digelar. Dia beharap pemahaman tentang bahaya hoaks dan bagaimana cara mengatasinya dapat disebarluaskan hingga ke masyarakat.
Dalam paparannya Ismit mengungkapkan, sikap selalu merasa benar yang dipraktikkan masyarakat menjadikan hoaks semakin merajalela. Untuk meredam peredaran haoks, dia meminta aparatur kelurahan dan desa dapat mendorong dikuranginya praktik tersebut di masyarakat.
“Kalau ada informasi yang beredar di dunia maya, dia kanal percakapan, jangan asal diterima. Jangan juga langsung diyakini sebagai kebenaran dan disebarkan tanpa dicek,” jelas Ismit.
Cara lain mengatasi hoaks, masih kata Ismit, adalah dengan meningkatkan kemauan membaca pada masyarakat. Literasi yang digadang-gadang mampu menjadikan masyarakat cerdas dalam menghadapi era disrupsi informasi, disebutnya dapat diawali dengan membaca.
“Kita juga perlu mendorong masyarakat menjadi agen yang aktif dalam melakukan Siskamling Digital. Kita dorong masyarakat melapor jika mendapati adanya berita bohong,” kata pria yang juga Ketua Presidium Masyarakat Maluku Utara tersebut.
Terkait dijadikannya aparatur kelurahan dan desa sebagai sasaran kegiatan, Ismit mengatakan, hal ini tak lepas dari faktor sosiologis masyarakat yang lebih mendengar jika suatu hal disampaikan oleh tokoh masyarakat. “Jadi harapan kami para aparatur kelurahan dan desa bisa menjadi contoh positif bagaimana hoaks dipahami dan dicegah,” pungkasnya. [shk/shk]