Hindari Paham negatif, Kaum Perempuan harus bisa menjadi Filter di lingkungan Keluarganya

Madiun – Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme tentunya menjadi permasalahan yang cukup pelik. Kaum perempuan yang dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, sebagai seorang ibu yang membimbing anak-anaknya bahkan bukan tidak mungkin bisa menjadi pelaku terorisme. Tentunya perlu usaha bersama dalam menanamkan nilai nilai kebangsaan bagi kaum perempuan agar terhindar dari paham radikalsime dan terorisme tersebut

Untuk itulah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Subdit Pemberdayaan Masyarakat bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme provinsi Jawa Timur (FKPT Jatim) menggelar acara Perempuan Teladan, Optimis, dan Produktif (TOP) “Cerdas Digital, Satukan Bangsa” dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme. Acara tersebut digelar di Aula Gedung GCIO (Government Chief Information Officier), Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (6/9/2023).

Kasubdit Kontra Propaganda (KP) BNPT, Kolonel Sus. Drs. Solihuddin Nasution, M.Si, yang hadir sebagai narasumber pada acara tersebut mengatakan bahwa  kaum perempuan memiliki peran strategis dan sebagai benteng yang kokoh bagi lingkungan keluarga untuk melindungi rumah tangganya dari paham-paham negatif..

“Sebagai ujung tombak di keluarga, seorang ibu bisa menjadi partner bagi anak-anak serta suaminya dalam berdialog. Bahkan seorang ibu dapat menjadi filter utama dalam keluarga untuk mencegah hal-hal negatif bagi keluarganya seperti bahaya paham radikalisme dan terorisme,” ujar Kolonel Sus. Solihuddin Nasution.

Dijelaskannya, kaum perempuan atau ibu-ibu memiliki peran agar menjadi agen dalam menyampaikan informasi baik secara online atau offline bagi keluarganya temasuk anak, tetangga, dan juga organisasi yang ada disekitarnya  agar tidak terpapar dari paham radikal terorisme.

“Namun demikian ibu-ibu juga harus memahami dan dapat mengenali ciri-cirinya seperti apa kelompok-kelompok tersebut dalam menyebarkan paham paham itu di masyarakat. Karena mengenali ciri-ciri ini juga sangat penting,” kata perwira menengah yang akrab disapa Solnas ini

Dalam acara yang dihadiri hampir serratus orang kaum perempuan dari berbagai elemen organisasi kemasyarakatan ini Kasubdit KP pun menjelaskan bahwa ciri-ciri pemahaman radikal terorisme itu disebarkan oleh kelompok kelompok radikal tersebut diantaranya seperti ketika ada suatu ajakan atau penafsiran keagamaan yang mengajak untuk menggantikan NKRI menjadi negara khilafah.

“Lalu ciri ciri lain yakni ada individu atau kelompok ingin menggantikan Pancasila dengan dasar agamanya, kemudian bersikap intoleran atau tidak menerima perbedaan dan bahkan ada yang menghalalkan bentuk kejahatan apapun demi perjuangan agamanya misalnya kekerasan seperti membunuh demi perjuangan agamanya,” kata alumni Sepa PK TNI tahun 1995 ini mengingatkan.

Untuk itu menurutnya, langkah praktis bagi perempuan dalam mencegah pengaruh paham radikal terorisme yaitu harus bisa mencermati kondisi lingkungan keluarga, organisasi dan masyarakat serta mengajak perempuan untuk aktif bekerja sehingga mandiri.

“Sehingga tidak mudah terhasut terhadap hal-hal yang berbau ketidakadilan, berani untuk mengungkapkan suara perempuan jika terasa tidak nyaman, dan tidak dogmatis atau menelan mentah-mentah apa yang didapat dari media sosial,” katanya.

Untuk itu dirinya juga menyampaikan bahwa kaum perempuan perlu memiliki kecakapan digital sebagai upaya pencegahan perkembangan paham radikal dan terorisme dengan pendekatan lunak dalam berbagai bentuk.

“Salah satunya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya para perempuan melalui transformasi pengetahuan, merupakan salah satu cara yang dinilai efektif untuk mencegah berkembangnya paham radikal dan terorisme,” ucapnya.

Diakhir paparannya Kasubdit KP mengatakan kalau kehadiran peserta dalam acara ini diharapkan bisa menjadi tolak ukur dan kontribusi besar dalam pencegahan paham radikal terorisme khususnya untuk  Kota Madiun dan secara umum untuk provinsi Jawa Timur. Dimana Jawa Timur adalah pemasok terbesar orang-orang yang terpapar radikal terorisme dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.

“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat jembatan bagi masyarakat, terutama anak-anak, keluarga terkasih kita dan juga lingkungan kita, termasuk grup media sosial yang perlu dijaga dari paham radikal terorisme dan diberikan pencerahan mengenai dampak negatif dari paham radikal terorisme ini,” kata Kolonel Solnas mengakhiri.

Dalam kesempatan tersebut Walikota Madiun, Maidi, yang juga hadir saat membuka acara tersebut mengatakan bahwa dalam upaya menjaga kondusifitas kota, perempuan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan keluarga. Sehingga, tidak mudah terpengaruh paham negative seperti radikalisme dan terorisme.

“Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk perempuan, kemajuan kota kita akan semakin optimal. Mari sama-sama mendukung kemajuan kota kita sehingga menjadi yang terbaik di negeri ini,” kata Maidi.

Pembicara lainnya yang juga hadir dalam kesempatan tersebut pengamat Intelijen dan ketahanan nasional Dr. Stepi Anriani, S.IP, M.Si mengatakan  bahwa peran perempuan di era digital ini tentunya harus  cakap digital untuk pribadi, role model pengetahuan digital bagi masyarakat dan keluarga,

“Selain itu juga penting bagi perempuan penguatan ekonomi melalui karya (bisnis) di platform digital, agen perubahan bagi isu-isu digital (anti hoax), dan opinion leader di komunitas digital,” ujarnya.

Dirinya juga meminta kepada kaum perempuan yang hadir dalam acara TOP ini untuk memberikan contoh etika dalam bermedia sosial yaitu seperti dengan penggunaan bahasa yang baik, hindari penyebaran sara, pornografi, dan aksi kekerasan;.

“Kaum perempuan harus melakukan cross and check terhadap kebenaran berita, lalu harus dapat menghargai hasil karya orang lain, dan jangan terlalu mengumbar informasi pribadi,” ujarnya mengakhiri.

Acara yang dihadiri Ketua FKPT Jawa Timur, Dr. Hj. Hesti Armiwulan.,S.H., M.Hum. ini diikuti oleh berbagai kelompok elemen perempuan yang ada di Madiun yakni Bhayangkari Polres Kota Madiun, Bhayangkari Polres Kabupaten Ponorogo, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Madiun, Muslimat NU, Perempuan MUI Kota Madiun, Dharma Wanita Pemkot Madiun, Poloteknik Perkerataapian Indonesia (PPI) Madiun, Universitas Politeknik Perkerataapian Indonesia (PPI), Gabungan Organisasi Wanita Pemkot Madiun, danIkatan Wanita Pengusaha Indonesian (IWAPI).