Jakarta – Hijrah itu adalah ungkapan cinta tanah air yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Karena itulah, hijrah harus dimaknai oleh bangsa Indonesia untuk lebih mencintai tanah air demi menciptakan negeri yang adil, damai, dan sejahtera.
“Hijrah itu meninggalkan yang buruk menuju yang baik,” ungkap Prof. Dr. Quraish Shihab menyambut Tahun Baru Hijriyah di Jakarta, Senin (26/9/2016). Tahun baru Hijriyah 1 Muharram akan jatuh pada hari Minggu, 2 Oktober 2016.
Pernyataan sekaligus meluruskan pengertian hijrah yang digunakan kelompok radikal ISIS dalam menjalankan misinya. Seperti diketahui, ISIS menjadikan hijrah sebagai alat propaganda untuk menarik pengikutnya untuk pindah ke Suriah untuk mendirikan khilafah. Faktanya di Suriah mereka dijadikan alat untuk berperang dan menjalankan aksi keji dan brutal ISIS. Bahkan aksi mereka tidak hanya dilakukan di Suriah dan Irak, tapi ISIS juga mendidik simpatisannya untuk melancarkan aksi terorisme di seluruh dunia.
Menurut Quraish Shihab, Rasululloh Muhammad SAW melakukan hijrah dikarenakan kondisi tidak aman di Mekkah dan atas perintah Allah SWT. Sebelum hijrah turun, sahabat Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengajak Rasul untuk hijrah. Namun karena belum mendapat perintah hijrah, ajakan itu tidak dilaksanakan. Baru setelah perintah langsung turun dari Allah, Nabi Muhammad SAW pun hijrah.
“Sebelum hijrah ke Madinah, nabi lebih dulu hijrah ke Habasa (Syam/Suriah), meski Habasa dipimpin Raja Kristen. Namun karena raja itu baik dan adil, Rasulullah memerintahkan hijrah ke Habasa, sebelum kemudian hijrah lagi ke Madinah. Dari situ dipetik makna bahwa dalam hijrah harus ada optimisme,” kata Quraish Shihab.
Di jaman sekarang, tutur Quraish Shihab, hijrah bisa diwujudkan dengan menciptakan kehidupan yang lebih baik di segala bidang seperti pendidikan, ekonomi, sosial, ideologi, dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bukan hijrah untuk berperang, apalagi membunuh sesama manusia.
Pada kesempatan itu, Quraish Shihab juga menjelaskan kenapa Tahun Baru Islam dimulai dari hijrah Nabi Muhammad SAW, bukan pada waktu nabi meraih kemenangan. “Karena kalau kemenangan orang biasanya akan merasa puas,” jelasnya.
Ia menjabarkan bahwa hijrah dipilih untuk Tahun Baru Islam karena hijrah memiliki tiga nilai penting yang harus dipahami umat muslim. Pertama, ada kaitan antara hijrah dengan keamanan karena pada waktu itu terjadi teror atau ancaman pembunuhan terhadap Rasulullah dan para pengikutnya. Kedua, meskipun hijrah perintah langsung dari Allah, namun Rasulullah tetap melakukan perencanaan sebelum melakukan hijrah ke Madinah. Ketiga, dalam hijrah terdapat kebersamaan, karena pada waktu itu terdapat anak, remaja dan orang tua.