Jakarta – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia, Jenderal (Purn) TNI AM Hendropriyono menilai bahwa aksi demo berjilid yang terjadi di Jakarta dan berbagai kota lainnya, merupakan bentuk ancaman radikalisme yang nyata saat ini. Aksi-aksi itu sama sekali tidak membawa keuntungan bagi masyarakat.
Hal itu dikatakan AM Hendropriyono kepada wartawan ketika acara Temu Kader Kebangsaan di Jakarta, Kamis (11/5/2017). Menurutnya, Demonstrasi yang terus-menerus tidak ada hasilnya untuk rakyat Indonesia. Rakyat tetap saja susah dan lapar dan menjadi korban tidak langsung dari demo yang dilakukan.
“Untuk menghadapi hal itu, diperlukan inisiatif masyarakat untuk menangkal ancaman tersebut. Kalau krisis ini dibiarkan, maka terus turun ke krisis politik dan akhirnya kita menuai kehancuran,” kata Hendropriyono.
Oleh karena itu, pihaknya akan menyelenggarakan kembali pertemuan kader kebangsaan sebagai wujud upaya mengantisipasi berbagai ancaman itu. Aksi itu nantinya untuk menyelamatkan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesa (NKRI).
Hendropriyono juga menyinggung hal terkait pembubaran organisasi masyarakat (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang tengah diupayakan pemerintah. “Pemerintah seharusnya membubarkan ormas yang gencar menggelar demonstrasi, menyebarkan hoax dan fitnah. Ormas yang layak dibubarkan, adalah ormas yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila.
“Saya memang mengharapkan pemerintah bertindak tegas. Kita mungkin harus bergerak dari bawah, dari tingkat kabupaten, provinsi kita harus tahu semua organisasi yang anti-Pancasila tidak layak hidup di negara yang berbasis pancasila.” pungkasnya.