Jakarta – Parade Tauhid 2015 yang digelar dalam rangka peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia di Jakarta, Minggu (16/8/2015), disinyalir bakal ditunggangi kelompok-kelompok radikalisme yang notabene ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan itu diungkapkan mantan aktivis Jamaah Islamiyah (JI) Ustadz Abdurrahman Ayub.
“Saya yakin kegiatan itu akan ditunggangi kelompok-kelompok radikal, apalagi kegiatan itu diikuti banyak unsur dan kelompok yang tidak jelas. Ini beda dengan yang di Solo beberapa waktu lalu yang juga dimanfaatkan kelompok radikal dan terorisme. Kalau itu benar, pasti kegiatan ini tidak bagus dan tidak murni peringatan Proklamasi. Ini yang harus diwaspadai,” papar Abdurrahman Ayub.
Berbeda dengan kegiatan yang digelar di Masjid Istiqlal, menurut Abdurrahman Ayub, kegiatan itu sangat positif karena diisi dengan kegiatan salat sunnah dan mengaji.
Ia mengakui kegiatan Parade Tauhid itu nanti ada hubungannya dengan khilafah. “Ya iya sudah pasti itu ada hubungannya dengan khilafah seperti HTI. Bahkan saat di Solo juga ada bendera-bendera dari kelompok-kelompok radikalisme. Itu harus diusut dari mana ada bendera, lambang-lambang atau atribut dari kelompok radikalisme itu dari mana saja,” ujar mantan murid Abu Bakar Baasyir ini.
Untuk itu pria yang pernah dilatih untuk bertempur di Afghanistan di bawah Osama bin Laden, dan berjuang di Filipina selatan ini mengingatkan kepada para umat islam di Indonesia untuk tidak mudah terhasut dengan ikut di kegiatan Parade Tauhid itu.
“Kegiatan ini seakan-akan untuk menanamkan rasa cinta kepada tanah air dengan mengatasnamakan islam, tetapi sebenarnya ada misi-misi terselubung dari kegiatan tersebut. Untuk itu kami meminta kepada umat islam untuk berhati-hati agar tidak mudah ditunggangi dalam kegiatan Parade Tauhid tersebut,” pungkas Abdurrahman Ayub.