Jakarta – Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengatakan, masyarakat Indonesia harus bisa membela negara dan bangsanya dari ancaman aksi terorisme. Pancasila adalah senjata ampuh membendung paham dan aksi terorisme.
“Pancasila adalah anugerah Allah agar bangsa Indonesia bisa mengembangkan agama dalam konteks Pancasila, bukan agama Pancasila atau Pancasila yang berdasarkan agama. Pancasila itu adalah gerbang agar agama dan rasa cinta tanah air bisa berjalan harmonis didalamnya,” ujar KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Selain itu, ia juga menyarakan para ulama agar bisa memberikan pencerahan terduga pelaku aksi radikal terorisme agar tidak menggunakan cara itu. Ia menilai bila cara terorisme itu dilakukan sama saja dengan menguntungkan musuh Islam karena mereka memang menginginkan terus ada pelaku teror, sehingga dunia dan negara sah untuk menghabisi Islam.
“Cara-cara terorisme jangan dipakai. Kembali saja ke cara Rasulullah Muhammad SAW yaitu dengan iman dan beramal sholeh. Kalau itu dilakukan, negara dan bangsa pasti akan kuat dengan sendirinya,” imbuh Hasyim Muzadi.
Sebelumya saat menjadi pembicara pada International Youth Conference on Countering Terorism, Hasyim Muzadi mengungkapkan pencegahan terorisme di Indonesia membutuhkan kerja keras dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga terkait, dan seluruh lapisan masyarakat. Itu karena terorisme tidak bisa dilepaskan berbagai kepentingan yang ada seperti politik, ekonomi, budaya, ekonomi, agama, dan sosial.
“Ada beberapa faktor yang harus dipahami dalam pencegahan terorisme di Indonesia. Bila faktor itu bisa diatas, saya yakin pencegahan terorisme di Indonesia akan lebih efektif dan lebih mengena,” ujarnya.
Faktor itu antara lain pengaruh global dimana saat ini telah terjadi gerakan transnasional terkait terorisme ini. Ini sangat berbahaya kalau Indonesia tidak bisa membendung masuknya gerakan ini ke Indonesia. Juga keberadaan UU Terorisme yang telah disebutkan di atas.
“Saya selalu meminta revisi UU Terorisme yang disesuaikan dengan mengubah mindset keagamaan. Saya tidak ingin perubahan UU Terorisme hanya untuk membuat petugas langsung menembak orang. Itu bukan penyelesaian. Masalahnya siapa yang harus meluruskan mindset tersebut,” terang Kiai Hasyim.
Faktor keempat, terang Kiai Hasyim adalah penyatuan agama dengan sistem politik dan negara. “Kalau agama dinegarakan maka ada dua hal yang timbul yaitu konflik lintas agama dan kedua karena didalam Islam sendiri visinya tidak sama, juga akan menjadi konflik,” tukas Kiai Hasyim.
Faktor terakhir pencegahan terorisme dijadikan lahan untuk mencari keuntungan. “Sekarang ini ada orang-orang yang melakukan sistem bencana agar dapat rezeki. Jadi kalau gak ribut mereka tidak bisa mencari rezeki. Untuk itu harus ada penguatan kembali sikap moderat dalam keagamaan dan kenegaraan dalam bentuk Islam yang rahmatan lil alamin. Kalau sekarang ini baru rahmatan lil muslimin saja masih belum,” tandas Kiai Hasyim Muzadi.