Hasil Identifikasi Bapas dan PK Tentukan Kesuksesan Deradikalisasi Luar Lapas

Jakarta – Identifikasi adalah tahap awal yang menentukan kesuksesan program deradikalisasi. Hal tersebut disampaikan Direktur Deradikalisasi BNPT Prof. Dr. Irfan Idris, MA, dalam kegiatan Peran Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Pembimbing Pemasyarakatan (PK) dalam Pelaksaan Program Deradikalisasi Bina Masyarakat bertempat di Hotel Aryaduta, Jakarta (18/04/17).

“Dalam program Deradikalisasi, ada 4 tahapan penting yang harus dilakukan, ada Identifikasi, pembinaan wawasan kebangsaan, pembinaan wawasan keagaman dan kewirausahaan. Nah identifikasi ini lah yang bapak dan ibu lakukan. Karena dari identifikasi itu tergambar ideologi dari sasaran, perilakunya, harapan dan minatnya, tingkat kekerasannya, juga konsep pemahaman agamanya, sehingga kita bisa menentukan langkah apa yang akan selanjutnya kita lakukan,” ungkapnya.

Prof. Irfan menjelaskan bahwa BNPT sendiri telah menyediakan instrumen dalam pelaksaan identifikasi tersebut, tetapi ia tak menutup kemungkinan dari para bapas dan para PK bisa melakukan improvisasi sendiri, sehingga hasil identifikasi bisa lebih beragam dan maksimal.

“Kita sudah sediakan instrumen identifikasi, instrumen ini bisa bapak dan ibu gunakan dalam mengidentifikasi, tetapi bapak dan ibu yang berada di lapangan, bapak ibu yang tahu dengan situasinya. Jadi bapak dan ibu mungkin bisa melakukan improvisasi atau cara-cara khusus sehingga kita bisa dapatkan hasil instumentasi yang lebih hidup dan tidak kaku,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, Prof Irfan juga menyampaikan tentang butuhnya narasi dalam program deradikalisasi, dimana bisa menjadi pedoman dan bahan pembelajaran bagi para Kabapas dan PK.

“BNPT melalu Direktorat Deradikalisasi sedang menyusun buku kontra narasi untuk kami bagikan kepada teman-teman di Ditjen PAS, Kabapas dan PK. Ada tiga buku yang sedang kami olah, tiga-tiganya judulnya “Deradikalisasi”, dengan tiga anak judul, yaitu yang pertama ‘Kebijakan Strategi dan Program’, yang kedua ‘Cerita Realita dan Dialetika’, dan ‘Pendampingan, Pembinaan dan Pemberdayaan’. Dimana buku ini bisa dijadikan bahan pencerahan juga untuk bapak dan ibu dalam menjalankan program deradikalisasi,” ujarnya mengakhiri.