Solo – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi mengungkapkan, saat ini di Suriah ada ratusan ribu pengungsi dan 257 korban tewas akibat ISIS. Itu sangat menyedihkan, sehingga bangsa Indonesia harus waspada menghadapi ancaman ISIS.
“Mungkinkah keadaan seperti Suriah akan terjadi di Indonesia? Embrionya sudah ada, sekalipun belum eksklusif, Indonesia harus ada kewaspadaan nasional secara total dari ancaman ISIS. Alhamdulillah sekarang ada BNPT,” kata KH Hasyim Muzadi pada pada Diskusi Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Imam Masjid dan Dai Muda se-Jawa Tengah di Solo, Kamis (31/3/2016).
, Kiai Hashim menilai, pencegahan terorisme tidak cukup dilakukan BNPT, Polri, atau TNI saja. Itu karena basis ideologi tidak bisa diserahkan ke polisi atau militer, sehingga harus diserahkan kepada orang yang lebih dalam ideologi yaitu ulama, imam masjid, dan dai.
Fungsi ulama itu sangat penting pertama untuk meluruskan ideologi takfiri yang merupakan embrio perpecahan umat Islam. Kedua juga menyadarakan umat Islam yang teracuni paham radikalisme dan dibawa ke ranah politik negara dan internasional. Kalau itu terjadi, Indonesia akan menjadi ring peperangan seperti Suriah.
“Lihat di Suriah, di sana ada Rusia, Amerika, China, Turki, Arab Saudi, Perancis, dan lain-lain. Apa mau kita seperti itu? Marilah kita bersatu dan bersinergi mencegah ISIS demi keutuhan NKRI,” tutur KH Hasyim Muzadi.
Ia mengungkapkan bahwa ISIS di Suriah bukan langsung menyerang Israel, tapi menyerang umat Islam. Dan itu banyak tidak disadari oleh umat Islam, terutama mereka yang sudah berangkat ke Suriah.
“Berangkatnya Allohu Akbar, Lillahi Taala, tapi dia lupa mereka masuk gerbong, padahal lokomotifnya bukan islam,” tukas Kiai Hasyim.
Selain itu, menurutnya, perlu ada gerakan terpadu menghadapi terorisme, termasuk dalam penyempurnaan UU Terorisme agar di hulu dibuat pola yang jelas. Saat ini, upaya itu hanya dikumpulkan dan diimbau begitu saja, tanpa ada tindak lanjutnya.
Pertama gerakan terpadu menghadapi terorisme, masing-masing pada bagiannya, tolong kalau nanti dibuat penyempurnan UU Teorisme, di hulu ini supaya dibuat pola yang jelas. Sekarang hanya dikumpulkan dan dihimbau begitu saja.
“Juga harus ada counter ideologi berupa pelatihan dan pemberian informasi agar para ulama bisa berdebat dengan penganut radikalisme. Saya yakin kalau informasi diberikan secara terus menerus, ulama kita tidak akan kalah berdebat,” kata Hasyim.