Hari Santri: Menjaga Kemajemukan dan Membangun Nilai Kemandirian Bangsa

Tanggal 22 oktober 2020 merupakan momen penting dan penuh dengan histori perjuangan karena bertepatan dengan Hari Santri Nasional. Disebuat sebagai histori perjuangan tidak lepas dari sejarah perjuangan para santri melawan dan mengusir penjajah dengan lahirnya Resolusi Jihad yang difatwakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Peringatan hari santri sebagai wujud dari nilai-nilai perjuangan bangsa amat berperan dalam merebut kemerdekaan kita ini di wujudkan seruan jihad 10 November di Surabaya. Kiai Hasjim Asy’ri dan para pendiri NU mengeluarkan fatwa bahwa membela negara adalah bagian dari Jihad Fisabillah. Para santri ikut serta dalam perang 10 November di Surabaya untuk membela negara Indonesia. Banyak santri yang gugur dalam peristiwa tersebut. Hingga saat ini 10 November dikenang sebagai hari pahlawan.

Nilai nilai dalam perwujudan cinta tanah air dan persaudaraan kebangsaan ini internalisasi dalam pendidikan pondok pesantren. Pondok pesantren mempunyai kontribusi yang nyata dalam pembangunan pendidikan. Karena pesantren memiliki pengalaman yang luar biasa dalam membina dan mengembangkan karakter masyarakat. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang khas dengan tri dharma pesantren. Pertama keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kedua pengembangan keilmuan yang bermanfaat; dan ketiga pengabdian kepada masyarakat, agama, dan negara.

Dalam tradisi pondok pesantren selain mengaji dan mengkaji ilmu agama, para santri juga diajarkan untuk mengamalkan dan bertanggung jawab atas apa yang telah dipelajari. Selain itu untuk mebentuk sikap dan perilaku santri dalam pondok pesantren juga diajarkan nilai-nilai ketaqwaan, kejujuran, keteladanan, kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, solidaritas, semangat kerjasama, dan kesabaran. Nilai-nilai tersebut secara tidak langsung meruapak pengamalan nilai Pancasila penting untuk membentuk karakter anak sebagai bekal untuk menghadapi permasalahan yang ada dimasyarakat dan di era globalisasi. Metode-metode pengajaran pada setiap pesantren memiliki ciri khas masing-masing untuk mencapai target pembentukan karakter para santri/peserta didik.

Oleh karena itu, dalam peringatan hari santri ini harus menjadi momentum bagi bangsa dan negara untuk membangkitkan kembali dan sebagai bentuk kontribusi bagi para santri agar mampu bersaing dalam era global. Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan , teknologi , komunikasi amat penting bagi pendidikan pondok pesantren saat ini. Pendidikan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ilmu terhadap semua siswa atau mereka yang membutuhkannya. Oleh karena itu, komunikasi dan informasi dalam jaringan juga dapat digunakan sebagai fasilitas yang harus disediakan dalam pondok pesantren di era globalisasi ini. Dimana komunikasi daring sekaligus dapat digunakan untuk mempermudah tercapainya tujuan dari pendidikan karena dapat melakukan hal yang lebih mudah dan cepat. Dengan menguasai teknolgi komunikasi dan informasi para santri dapat mendapatkan pemahaman dan materi pendidikan yang luas bahkan dari seluruh penjuru dunia.

Kedepan, di harapan pemerintah memberi kontribusi peningkatan kualitas para santri untuk masuk dalam era di gital tentunya baik dalam pemenuhan sarana maupun prasana yang memedai. Selain itu, kreativitas dan segala inovasi para santri saat ini sudah tidak diragukan lagi. banyaknya kisah sukses inovasi yang dilakukan oleh para santri dalam wirausaha hingga maraknya program pemerintah dalam mengembangkan potensi para santri di Indonesia adalah bentuk perkembangan yang mempunyai potensi besar. Tentunya jika komunikasi, informasi, dan segala aspek digitalisasi ini dikuasai oleh para santri diharapan dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan bangsa ini dalam menjaga kemajemukan bangsa dan membangun nilai kemandirian dalam Wirausaha maupun dalam kualitas pendidikan yang lebih baik dengan potensi besar menggunakan kecanggihan diera digital.