Hari Ini BNPT Kunjungi Keluarga Korban Aksi Terorisme di Samarinda

Samarinda – Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir didampingi Direktur Pencegahan Brigjen Pol. Hamidin mengunjungi keluarga korban aksi terorisme di Samarinda, Jumat (18/11/2016). Kunjungan tersebut untuk menyampaikan belasungkawa kepada semua keluarga korban teroris juga meninjau langsung tempat kejadian peristiwa.

Keluarga korban menyambut baik kunjungan ini dan menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya atas perhatian yg diberikan BNPT. Selain itu, semua keluarga korban menekankan bahwa pihaknya yakin pemerintah Indonesia dapat menyelesaikan masalah ini dan mengusut tuntas pelaku pelaku aksi tersebut. Ia juga mengharapkan peristiwa seperti ini tidak akan terjadi lagi apalagi di tempat tempat ibadah dan yang menjadi korbannya adalah anak anak.

Setelah itu, rombongan BNPT mengunjungi Gereja Oikumene Samarinda, tempat kejadian teror. Di tempat ini, pendeta Samion Peranginangin menjelaskan secara rinci kronologi kejadian bom molotova yang dilemparkan ke halaman gereja minggu lalu yang mengakibatkan satu korban meninggal, Intan Marbun (3 tahun) dan beberapa anak-anak lain yang sedang bermain di depan gereja.

Pendeta Samion Peranginangin menambahkna bahwa pada hari peristiwa itu, pihaknya tetap menjalankan kegiatan ibadah setelah pelaku bom melarikan diri ke sungai yang terletak dekat dari gereja dan dikejar oleh masyarakat setempat. Warga memang sempat ketakutan pasca terjadinya peristiwa tersebut dan para peserta ibadah sudah tidak lagi ingin melanjutkan ibadahnya karena takut adanya serangan baru dari kelompok teroris. Masyarakat kembali tenang setelah pihak pendeta menerima telpon dari pihak kepolisian bahwa polisi telah menangkap pelaku bom di depan gereja

Dikatakannya,  sebenarnya pelaku tidak jauh tinggal dari gereja dan hanya sekitar 200 meter dari gereja. Bahkan tersangka, Juhanda sejak lama sudah berdomisili di RT 4 dan tinggal sendirian dan hampir tiap hari lewat di depan gereja sehingga dia yakin pelaku bom molotov itu mengenal pendeta-pendeta yang sering bertugas di gereja Oikumene.

Dalam kesempatan tersebut Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen Abdul Rahman Kadir menyampaikan bahwa deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT masih belum maksimal. Bahkan upaya itu banyak ditolak napi terorisme yang di dalam Lapas maupun diluar Lapas.

Sementara itu Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol Hamidin menyampaikan bahwa doktrin terorisme cukup keras dan sangat sulit melakukan perubahan pada diri mereka. Pasalnya pemikiran dan keyakinan mereka sudah sangat bertentangan dengan aqidah mayoritas umat islam

“Deradikalisasi yang dilakukan pemerintah sebenarnya sudah cukup bagus. Bahkan indonesia menjadi tujuan belajar deradikalisasi. Persoalannya saat ini program yang dijalankan pemerintah tidak terlalu ditanggapi oleh kelompok kelompok ekstrim yang masuk level tinggi,” kata Hamidin.

Walaupun demikian, BNPT terus menggalakkan program ini khususnya bagi mereka yang sudah terkomtanisasi berat termasuk mereka yang ada di luar Lapas. Menurutnya, pelaku teror Samarinda, Juhanda termasuk yang belum disentuh program radikalisme karena yang bersangkutan menolak hal tersebut.