Palu – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hari ini kembali mengadakan lomba video pendek dan dialog film yang dimaksudkan sebagai media gagasan damai bagi siswa-siswi SMA, SMK, MAN dan sederajat di Provinsi Sulawesi Tengah. Mengangkat tema “Kita Boleh Beda,” BNPT berupaya menanamkan nilai-nilai toleransi pada perbedaan, utamanya karena bangsa ini berdiri di atas pondasi keberagaman masyarakatnya dengan segala kelebihannya masing-masing.
Kegiatan yang dilaksanakan melaui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah ini telah menerima 17 video pendek yang berasal dari berbagai sekolah negeri dan swasta di Sulawesi Tengah. Ketua FKPT Provinsi Sulawesi Tengah, DR. Muzakir Tawil M.Si menegaskan bahwa video pendek yang dibuat oleh pelajar itu merupakan cara BNPT dalam membentengi generasi muda dari bahaya radikalisme dan terorisme.
“Bahwa ketujuh belas karya yang terkumpul itu adalah salah satu cara BNPT dan FKPT berkampanye melawan terorisme di kalangan anak muda di Sulawesi Tengah. Di samping itu tujuan kegiatan ini adalah mewujudkan kesamaan visi, misi dan persepsi di kalangan pemuda akan pentingnya mencegah atau mengantisipasi penyebaran serta pengembangan paham radikal di kalangan pelajar,” ujarnya.
Untuk penilaian, BNPT menghadirkan tiga penilai tingkat provinsi, yakni; Swastika Nohara (multivision Films), Hary azis (Tenaga Ahli KPI Provinsi Sulawesi Tengah), dan Tasrif Siara (Jurnalis). Proses penjurian telah dilaksanakan pada 28 September 2016, hari ini, Kamis (29/09/16) panitia akan mengumumkan tiga video terbaik yang akan mewakili Provinsi Sulawesi Tengah ke tingkat nasional, yang direncanakan akan digelar 25 November 2016.
Terkait dengan video-video yang telah terkumpul, Swastika Nohara mengakui bahwa karya anak-anak Sulawesi Tengah ini di luar dugaan. “Suasana yang dibangun lewat karya sangat segar, Semoga saja salah satu dari karya mereka ada yang masuk ke babak final di Jakarta. Kalaupun tidak setidaknya materi film mereka dapat dilihat oleh banyak orang di Youtube,” ujarnya.
Ia melanjutkan, upaya kreatif BNPT ini dinilainya sebagai cara efektif untuk mengetahui pemikiran serta merangsang peran aktif anak muda dalam upaya menjaga bangsa, salah satunya dengan belajar menghormati perbedaan yang ada.
“Outputnya bukan hanya tentang pemikiran saja tapi bagaimana mereka menjadi duta bagi banyak orang demi kepentingan besar atas nama Indonesia,” jelas pelaku perfilman dan dosen di Binus Internasional ini.
Kegiatan lomba Video Pendek diharapkan mampu menguatkan generasi muda agar tidak mudah terjerumus dalam hal-hal negatif yang bukan saja akan merugikan mereka sendiri, tetapi juga orang lain.