Kendari – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) menyelenggarakan kegiatan Rembuk Nasional Perempuan Pelopor Perdamaian, sebagai upaya pelibatan kelompok perempuan dalam pencegahan terorisme. Perempuan saat ini dinilai memiliki kerentanan terpapar paham radikal dan terekrut dalam jaringan terorisme.
Pendamping bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan BNPT, Farudin, dalam prolog pembuka diskusi, mengungkapkan data terbaru menunkkan perempuan dalam jaringan pelaku terorisme tidak lagi sebatas simpatisan.
“Yang kemarin menggegerkan, saya yakin di sini juga dengar, Dian Novi yang ditangkap di Bekasi. Perempuan jika dulu hanya simpatisan, hanya mendukung, sekarang sudah ada yang menjadi pelaku,” kata Fahrudin di hadapan perempuan dari berbagai komunitas di Kota Kendari.
Keterlibatan Dian, lanjut Fahrudin, bermula dari aktifitasnya berselancar di media sosial di sela melakoni pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga di Hongkong. Aktifitasnya itu ternyata dipantau oleh jaringan pelaku terorisme, hingga menjadikannya terekrut untuk dijadikan pelaku bom bunuh diri.
“Jadi hati-hati bermedia sosial. Tidak salah bermain Facebook, tidak salah aktif di Twitter, dan tidak dilarang berselfie ria untuk diunggah di Instagram. Tapi ingat batasan-batasannya, karena aktifitas kita itu dipantau oleh kelompok pelaku terorisme,” pesan Fahrudin.
Pesan kehati-hatian bermedia sosial, masih kata Fahrudin, tidak hanya karena perekrutan pelaku sudah dilakukan melalui sarana tersebut, melainkan juga agar perempuan tidak melupakan kodratnya sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Fahrudin menukil sebagian adegan dalam sebuah film yang menceritakan seorang anak yang meninggal dunia karena Narkoba akibat minimnya perhatian dari ibunya.
“Dan terorisme sama bahayanya dengan Narkoba. Perempuan sebagai ibu jangan sibuk bermedia sosial, tapi juga jangan biarkan anak-anaknya berselancar yang berlebihan. Batasi dan awasi penggunaan gadget pada diri sendiri dan anak-anak,” tandas Fahrudin.
Kegiatan Rembuk Nasional Perempuan Pelopor Perdamaian merupakan salah satu metode yang dijalankan dari kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Kegiatan ini sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia. [shk]