Denpasar – Acara Lomba Video Pendek dan Diskusi Film tingkat SMA Sederajat yang digelar Subdit Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Pencegahan di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinassi Pencegahan Terorisme (FKPT) provinsi Bali di Hotel Golden Tulip, Denpasar, Kamis (11/4/2019) dihadiri wanita cantik pekerja seni di Tanah Air, Sha Ine Febrianti.
Ine Febrianti sendiri selama ini dikenal sebagai aktris teater, film dan sutradara. Ine dihadirkan untuk menjadi narasumber untuk berdiskusi tentang film “Damai Dalam Kardus” sekaligus memberikan materi mengenai tata cara pembuatan film dan pengalamannya selama menjadi pemeran film kepada para pelajar tersebut. Hal ini agar para pelajar dapat menghasilkan video-video yang bermutu yang akan dilombakan di tigkat nasional.
Sebanyak 100 orang lebih pelajar SMA dan sederajat seluruh Bali yang berasal dari puluhan sekolah tampak antusias mendengarkan dan saling bertukar pikiran dalam diskusi tersebut Ine yang mulai masuk layar kaca tahun 1996 silam dengn film layar kaca bertajuk ‘Dewi Selebriti’ ini menjelaskan sedemikian banyak teknis-tekhnis praktis membuat video pendek. Umumnya video yang diajarkan oleh Ine adalah video-video bertema kebangsaan, bhinneka tunggal ika dan toleransi.
“Hal penting diajarkan kaum muda adalah hal-hal seperti ini. Intinya dengan pembuatan video pendek, diharapkan ada edukasi dan penanaman pemahaman nasionalisme yang tumbuh secara spontan alami dari hati adik-adik ini,” ujar Ine.
Wanita kelahrian Semarang, 18 Febrauri 1976 ini bahkan sangat terkesan dengan animo para peserta anak muda yang dinilainya punya potensi seni ini. “Saya sangat suka sharing sama anak-anak muda mereka rata-rata memiliki potensi seni yang hebat. Mereka memiliki kecerdasan spiritual yang kuat dan sangat memegang teguh adat budaya. Ini adalah modal untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila,”ujar ibu tiga anak ini.
Dalam kesempatan tersebut Ine yang juga bertindak sebagai juri ini mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan roadshow ke lima Provinsi. Dirimya berharap dengan adanya lomba video pendek tersebut, para pelajar di Bali dapat menjadi virus untuk mempengaruhi para pemuda yang lain agar bisa menciptakan rasa kebangsaan, toleransi dan menghargai keberagaman.
“Dengan semakin banyak provinsi yang mengikuti lomba video ini maka semakin baik bagi kami dari insan perfilman untuk melihat karya-karya anak muda dengan materi-materi yang lebih segar. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut ke tahun-tahun yang akan datang,” ujar Ine yang juga merupakan salah satu juri IBOMA 2019 ini.
Seperti diketahui, lomba ini digelar untuk mendapatkan tiga besar di Bali atau tingkat provinsi yang kemudian nantinya akan di adu kembali dengan 32 provinsi lain menjadi 96 video. Nantinya ke-96 video tersebut akan diseleksi menjadi 10 nominasi. Dan 10 nominasi ini akan diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti babak final video pendek yang akan diselenggarakan pada November 2019 mendatang.