Bangkok – Terorisme telah masuk dalam kategori kajahatan luar biasa (extra ordinary crime), bukan saja karena tingkat kejahatannya melebihi jenis-jenis kejahatan lainnya, tetapi juga karena penyebaran kejahatan ini telah melewati batas-batas negara. Hal ini pun telah menjadi perhatian banyak negara, tertama negara-negara di kawasan ASEAN yang rentan terhadap ancaman terorisme. Karenanya, dalam rangka mengantisipasi penyebaran dan pertumbuhan ajaran dan kelompok radikal-terorisme, the United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menggelar pertemuan dengan sejumlah petinggi negara ASEAN untuk membahas langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengantisipasi ancaman ini.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang fokus pada upaya penanggulangan terorisme di Indonesia turut diundang dalam pertemuan yang mengangkat tema “High Level Conference on Enhancing Cooperation on ASEAN Regional Border Management: Ensuring a More Interconnected, Safe and Secure ASEAN Community.” Tujuan utama dari pertemuan ini adalah terciptanya kerjasama antar Negara-negara di Asean dalam hal peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat Asean, khusunya dengan fokus pada pengamana kawasan perbatasan.
Dikatakan oleh deputi ekeskutif UNODC, Aldo Lale Demoz, kawasan ASEAN sedang mengalami perkembangan pesat di bidang ekonomi dan pembangunan sosial, hal ini, mau tidak mau, disertai pula dengan meningkatnya ancaman, karenanya diperlukan upaya khusus agar ancaman tersebut dapat segera diatasi sebelum sempat berkembang.
“Tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk membangun momentum peningkatan menejemen perbatasan regional dalam kaitannya dengan pengendalian ancaman kejahatan transnasional dan terorisme yang terus berkembang seiring dengan integrasi antar negara,” jelas Aldo.
Konferensi ini juga disebut sebagai bagian dari persiapan penyelanggaraan Senior Officials’ Meeting on Transnational Crime (SOMTC) di Laos dalam beberapa minggu ke depan. “Hasil dari pertemuan ini akan dibagikan dengan badan-badan pembuat kebijakan di seluruh negara Asean, dan secara khusus akan dibawa pada pembahasan di pertemuan SOMTC di Laos beberapa minggu kedepan,” lanjutnya.
Diwakili oleh Kasubdit bidang Pengawasan dan Kontrapropaganda (Was&KP), Kolonel Sujatmiko., Kasubdit Penanganan, Isheri., dan seorang staf ahli, BNPT hadir dengan memberikan update terbaru terkait terorisme di Indonesia.