Semarang – Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengajak masyarakat untuk
menguatkan rasa toleransi antarsesama, tanpa melihat perbedaan suku
dan ras.
“Hari ini kita memperingati tahun baru Imlek. Hari ini kita dapat
menyatukan tali silaturahmi, di Balai Kota ini merupakan rumah
bersama. Itulah cirinya Surabaya,” katanya saat memberi sambutan dalam
perayaan Cap Go Meh di halaman Balai Kota Surabaya pada Minggu
(25/2/2024).
Eri mengatakan, makna Surabaya sejatinya tidak bisa dipisahkan oleh
apa pun. Melainkan penuh dengan persatuan dan persaudaraan antarwarga.
“Di sini NKRI harga mati. Sehingga kita bisa melakukan berbagai hal
secara bersama-sama,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam sejarahnya, Surabaya tidak
hanya diperjuangkan oleh satu suku saja, melainkan banyak suku yang
bersama-sama saling gotong rotong untuk mewujudkan kota yang terus
bergerak lebih baik.
“Semoga kebersamaan ini, kekeluargaan ini, terus terjalin di Surabaya
seterusnya. Selamat tahun baru Imlek, semoga diberikan rezeki yang
barokah, umur yang barokah. Dan semoga dengan kebaikan panjenengan
semua, Surabaya bisa menjadi kota yang aman dan nyaman,” katanya.
Sementara itu, Hermawan Santoso Ketua Umum Yayasan Bhakti Persatuan
sekaligus Koordinator Masyarakat Tionghoa Surabaya, menghaturkan
terima kasih kepada Wali Kota Surabaya yang terus menyerukan
kebersamaan, sehingga Surabaya terus guyub dan rukun.
“Bisa bergotong rotong, bisa menghargai satu sama lain, penuh dengan
toleransi,” ucapnya saat memberikan sambutan.
Ia mengatakan, perayaan Cap Go Meh pada Minggu malam bukan perayaan
ritual agama, tetapi tradisi. Sehingga semua masyarakat bisa mengikuti
tanpa memandang suku dan etnis.
“Kami ucapkan selamat tahun baru Imlek, semoga mendapatkan
kebahagiaan, kesehatan, dan berkat, serta memberikan kelancaran di
tahun ini,” tutupnya.