Teheran – Menteri Intelijen Iran, Sayid Mahmoud Alavi mengatakan, negaranya akan membangun pertahanan yang lebih kuat untuk menghadapi kelompok teror ISIS. Dia meyakini bahwa kelompok itu kemungkinan akan melebarkan sayapnya di Asia Tengah, setelah kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah berakhir.
Dikatakan, walau ISIS tidak lagi memiliki wilayah yang signifikan, namun kelompok teror itu masih memiliki persediaan senjata. Artinya, ancaman ISIS diperkirakan akan terus berlanjut ke berbagai negara. Untuk mengantisipasi hal itu, Iran akan membangun pijakan yang lebih kuat di jantung Asia Tengah.
“ISIS telah kehilangan tanah jajahannya, namun pasukannya belum menyerah. Mereka masih menargetkan Afghanistan, Pakistan dan Asia Tengah untuk menghidupkan kembali Islam radikal,” kata Sayid Mahmoud Alavi seperti dikutip dari kantor berita Agence France Presse (AFP) Kamis (14/12/2017).
Sementara itu, Menteri Pertahanan Afghanistan, Dawlat Waziri juga telah meminta bantuan Iran untuk memberantas pemberontakan yang terjadi di negaranya. Langkah tersebut dirasa bisa semakin mempersulit situasi di lapangan, mengingat ada sekitar 14.000 tentara Amerika Serikat (AS) yang membantu pasukan keamanan Afghanistan untuk menjatuhkan Taliban (sekutu Al Qaeda) dan ISIS yang telah membentuk afiliasinya sendiri.
Meski AS dan Iran sama-sama berperang melawan ISIS, kedua negara itu tidak sepakat dalam banyak hal dan saling menjatuhkan. Keduanya diprediksi tengah mengincar sesuatu di balik penyerangan itu ketimbang meruntuhkan ancaman ekstremisme. Namun, pertempuran melawan ISIS memberi keuntungan bagi Iran dan sekutunya, terutama milisi Muslim Syiah (Shiite Muslim).
Sayid Mahmoud Alavi menilai, keputusan kontroversial Presiden AS Donald Trump terkait isu Yerusalem berimbas pada ambisi ISIS yang ingin menguasai wilayah itu. Meski kehadiran mereka di Afghanistan sebenarnya dirasa cukup kuat untuk menghancurkan tentara AS, membunuh warga sipil, dan menyaingi Taliban di beberapa daerah.
Selain Afghanistan dan Pakistan, kelompok teror yang mangaku ISIS itu telah membangun pos-pos pertahanan di belahan dunia lain, termasuk wilayah Kaukasus, Semenanjung Arab, Afrika Utara, dan sub-Sahara, serta Asia Tenggara, terutama di Filipina selatan.
Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami kepada Panglima Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Qamar Javed Bajwa mengatakan, bahwa keamanan Pakistan merupakan bagian dari Iran. Oleh sebab itu, hubungan antara Teheran dan Islamabad bisa ditingkatkan, sejalan dengan peningkatan kekuatan pertahanan kedua negara.
Sementara itu, beberapa serangan mematikan di Pakistan, yang diduga dilakukan oleh ISIS, juga diklaim oleh kelompok militan lainnya seperti Jamaat-ul-Ahrar dan Lashkar-e-Jhangvi.