Pekalongan – Seluruh elemen bangsa Indonesia diajak untuk membangun
ukhuwah (kebersamaan) dan menghindari permasalahan-permasalahan
khilafiyah (perbedaan). Ini penting untuk menciptakan kedamaian serta
memperkuat persatuan di tengah keberagaman bangsa. Ukhuwah juga
menjadi modal besar bangsa dalam menjawab tantangan kekinian yang
dihadapi umat dan bangsa.
“Sudah bukan waktunya lagi untuk membicarakan khilafiyah, akan tetapi
sekarang ini untuk membangun ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah,” kata
Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah
An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya pada pembukaan
Muktamar Sufi Internasional di Gedung Sahid Convention Center
Pekalongan, Selasa (29/8/2023), dikutip dari NU Online.
Menurutnya, ukhuwah menjadi modal besar bagi bangsa dalam membangun
berbagai lini sektor seperti ekonomi, pertanian, pendidikan dan
merupakan bukti nyata dalam menjawab tantangan kekinian yang dihadapi
umat dan bangsa.
“Pembangunan ini bukan hanya bisa dilakukan oleh pemerintah saja.
Semua elemen harus bergandengan tangan untuk mewujudkan kesejahteraan
dan kedamaian, khususnya elemen dari para ulama,” tegasnya.
Disampaikan, selaku pewaris para Anbiya, tanggung jawab di pundaknya
sangat besar. Menanggung umat yang kelak di hadapan Allah taala dan
Rasul-Nya akan diminta pertanggung jawaban.
“Ulama memiliki peran penting dalam menguatkan aspek-aspek kehidupan
seperti mengayomi umat dan bangsa, tempat mengadu dari segala aspek
kehidupan khususnya dalam menjalankan perintah Allah,” kata Habib
Luthfi yang juga Ketua Ulama Sufi Dunia itu..
Habib Luthfi menegaskan bahwa tasawwuf bukanlah aliran akan tetapi
bekal hidup dengan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah Nabi
Muhammad saw. Tasawuf memiliki peran dan fungsi untuk membersihkan
hati, akal, dan pikiran yang akan melahirkan hasil karya intelektual.